
Duh! Sempat Perkasa, Rupiah Kini Melemah Lawan Dolar AS
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 December 2018 13:36

Selain karena mulai memudarnya appetite investor untuk masuk ke bursa saham Benua Kuning, rupiah juga dipukul mundur oleh harga minyak mentah dunia yang berhasil membalikkan keadaan. Pada sekitar pembukaan perdagangan rupiah di pasar spot, harga minyak WTI terkoreksi 0,82%, sementara brent melemah 0,81%.
Namun kini, harga minyak WTI naik 0,06%, sementara brent menguat 0,22%.
Lantas, harga minyak mentah masih relatif perkasa pasca kemarin sudah membukukan penguatan yang luar biasa tinggi. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2019 meroket 7,12% ke level US$ 45,56/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 melejit 6,99% ke level US$ 54/barel.
Perkasanya harga minyak mentah tentu menjadi kabar buruk bagi rupiah, lantaran bisa memperparah defisit perdagangan minyak dan gas (migas) yang pada akhirnya akan membuat defisit neraca berjalan (Current Account Deficit/CAD) kian lebar.
Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan migas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Namun kini, harga minyak WTI naik 0,06%, sementara brent menguat 0,22%.
Lantas, harga minyak mentah masih relatif perkasa pasca kemarin sudah membukukan penguatan yang luar biasa tinggi. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2019 meroket 7,12% ke level US$ 45,56/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 melejit 6,99% ke level US$ 54/barel.
Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan migas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular