
Sentimen Eksternal Tak Mendukung, Bursa Saham Asia Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 December 2018 18:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini: indeks Shanghai turun 0,26%, indeks Strait Times turun 1,31%, dan indeks Kospi turun 1,31%.
Sentimen negatif dari sisi eksternal membuat bursa saham Benua Kuning ditinggalkan investor. Pada perdagangan hari ini, spread yield obligasi AS tenor 3 bulan dan 10 tahun hanya tersisa -29 bps, menipis dibandingkan posisi penutupan terakhirnya (24/12/2018) yang sebesar -37 bps atau semakin mengarah ke inversi. Jika dibandingkan dengan posisi awal November yang sebesar -82 bps, penipisan yang terjadi menjadi kian parah.
Sebagai informasi, spread yield obligasi AS tenor 3 bulan dan 10 tahun banyak diperhatikan oleh investor karena dijadikan konfirmasi datang atau tidaknya resesi di sana. Pasalnya dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS, selalu terjadi inversi pada spread yield kedua tenor obligasi tersebut.
Kajian dari Bespoke menunjukkan, inversi pada kedua tenor ini terjadi rata-rata 89 hari setelah inversi pertama pada spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun (yang merupakan indikasi sangat awal datangnya resesi), seperti dilansir dari CNBC International. Berbicara mengenai inversi pada tenor 3 dan 5 tahun, hal ini sudah terjadi pada tanggal 4 Desember silam.
Resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, seperti dilansir dari Investopedia. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Jika AS masuk ke dalam jurang resesi, laju perekonomian dunia tentu akan mendapatkan tekanan yang besar, mengingat posisinya yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di planet bumi.
Dari kawasan regional, sejatinya ada kabar positif yang datang dari Singapura. Produksi industri periode November diumumkan tumbuh sebesar 7,6% YoY, jauh mengalahkan konsensus yang sebesar 2,3% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Sentimen negatif dari sisi eksternal membuat bursa saham Benua Kuning ditinggalkan investor. Pada perdagangan hari ini, spread yield obligasi AS tenor 3 bulan dan 10 tahun hanya tersisa -29 bps, menipis dibandingkan posisi penutupan terakhirnya (24/12/2018) yang sebesar -37 bps atau semakin mengarah ke inversi. Jika dibandingkan dengan posisi awal November yang sebesar -82 bps, penipisan yang terjadi menjadi kian parah.
Sebagai informasi, spread yield obligasi AS tenor 3 bulan dan 10 tahun banyak diperhatikan oleh investor karena dijadikan konfirmasi datang atau tidaknya resesi di sana. Pasalnya dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS, selalu terjadi inversi pada spread yield kedua tenor obligasi tersebut.
Resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, seperti dilansir dari Investopedia. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Jika AS masuk ke dalam jurang resesi, laju perekonomian dunia tentu akan mendapatkan tekanan yang besar, mengingat posisinya yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di planet bumi.
Dari kawasan regional, sejatinya ada kabar positif yang datang dari Singapura. Produksi industri periode November diumumkan tumbuh sebesar 7,6% YoY, jauh mengalahkan konsensus yang sebesar 2,3% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular