
Sejak Pagi, BI Sudah Jungkir Balik Tahan Pelemahan Rupiah
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
26 December 2018 11:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) sejak pagi tadi telah berada di pasar untuk mencegah pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin dalam.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengemukakan, bank sentral telah berada di pasar dan selalu siap melakukan stabilisasi nilai tukar.
BI tidak ingin nilai tukar rupiah makin terlempar jauh dari fundamentalnya, dan senantiasa memantau perkembangan yang berpotensi membuat mata uang Garuda tertekan.
"Untuk mencegah pelamahan rupiah yang tajam, BI langsung masuk ke pasar spot. BI juga membuka lelang DNDF [Domestic Non-Delivery Forward] pukul 08:30 WIB yang dilakukan secara reguler tiap hari," kata Nanang kepada CNBC Indonesia.
"BI memenangkan seluruh incoming bid dari bank sebesar US$ 70 juta untuk tenor 1 bulan. BI juga stand ready di pasar SBN untuk mencegah aksi jual yang berlebihan," sambung Nanang.
Nilai tukar rupiah pada hari ini memang sempat menembus level Rp 14.600/US$. Namun pada pukul 09:00 WIB, pelemahan rupiah menipis, dan diperdagangkan di Rp 14.590/US$.
Menurut Nanang, pelemahan rupiah dipicu oleh global risk off terkait memanasnya suhu politik di negeri Paman Sam, yang memicu sell off di pasar keuangan global.
"Sentimen risk off dan flight to quality kembali mewarnai pasar keuangan global menjelakg libur panjang akhir pekan lalu," jelasnya.
"Dipicu kekhawatiran pasar terhadap berlanjutnya partial government shutdown sampai dengan bulan Januari," kata Nanang.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengemukakan, bank sentral telah berada di pasar dan selalu siap melakukan stabilisasi nilai tukar.
BI tidak ingin nilai tukar rupiah makin terlempar jauh dari fundamentalnya, dan senantiasa memantau perkembangan yang berpotensi membuat mata uang Garuda tertekan.
![]() |
"Untuk mencegah pelamahan rupiah yang tajam, BI langsung masuk ke pasar spot. BI juga membuka lelang DNDF [Domestic Non-Delivery Forward] pukul 08:30 WIB yang dilakukan secara reguler tiap hari," kata Nanang kepada CNBC Indonesia.
"BI memenangkan seluruh incoming bid dari bank sebesar US$ 70 juta untuk tenor 1 bulan. BI juga stand ready di pasar SBN untuk mencegah aksi jual yang berlebihan," sambung Nanang.
Nilai tukar rupiah pada hari ini memang sempat menembus level Rp 14.600/US$. Namun pada pukul 09:00 WIB, pelemahan rupiah menipis, dan diperdagangkan di Rp 14.590/US$.
Menurut Nanang, pelemahan rupiah dipicu oleh global risk off terkait memanasnya suhu politik di negeri Paman Sam, yang memicu sell off di pasar keuangan global.
"Sentimen risk off dan flight to quality kembali mewarnai pasar keuangan global menjelakg libur panjang akhir pekan lalu," jelasnya.
"Dipicu kekhawatiran pasar terhadap berlanjutnya partial government shutdown sampai dengan bulan Januari," kata Nanang.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Most Popular