
Analisis Teknikal
Meski Dibayangi Hawa Negatif, IHSG Terus Tipiskan Pelemahan
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
21 December 2018 13:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang akhir pekan untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus puas berada di level 6.123 untuk sementara waktu, melemah 0,32% dibandingkan level penutupan kemarin. Faktor global cenderung lebih mendominasi jalannya perdagangan siang ini.
IHSG melemah seiring dengan pergerakan bursa utama Asia yang terkoreksi mengikuti wallstreet. Faktor the Fed yang menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin menjadi 2,25-2,5% menjadi sentimen negatif karena akan menambah biaya dana (cost of fund) emiten.
Selain itu, the Fed juga akan melepas obligasi pemerintah yang dimilikinya sebesar $ 50 miliar per bulan, pelaku pasar khawatir karena ekonomi sedang diproyeksikan menurun. Publik AS juga dibayangi kekhawatiran akan government shutdown.
Trump meminta anggaran $ 5 miliar untuk membangun tembok perbatasan AS-Meksiko, namun DPR yang dikuasai Partai Demokrat belum menyetujuinya. Presiden Trump pun mengancam akan menutup layanan Pemerintah meski layanan inti tetap di buka.
Hawa negatif tersebut sampai juga ke bursa saham dalam negeri, dari sembilan sektor yang ada di bursa, sebanyak enam sektor melemah dan tiga sektor menguat yaitu konsumer, pertambangan dan infrastruktur.
Sektor keuangan yang bobot nya paling besar terkoreksi 0,61%, sentimen negatif datang dari rupiah yang terkoreksi 0,15%. Rupiah berada di level Rp 14.487 per satu $US.
Nilai transaksi perdagangan sendiri cenderung lebih sepi senilai Rp 3,7 triliun, lebih kecil dibanding transaksi kemarin Rp 4,9 triliun. Investor asing kembali melakukan aksi jual dengan mencatatkan net sell Rp 294 miliar.
Lalu, kemana arah IHSG sesi dua akan bergerak? Tim Riset CNBC Indonesia menganalisis arah pergerakannya menggunakan analisis teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Secara teknikal, IHSG membentuk pola yang disebut short white candle. Pola tersebut memberikan sinyal akan kenaikan, meski sifatnya kurang kuat.
Indeks nampak berfluktuatif, hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak tepat di garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5).
Potensi mengakhiri perdagangan di zona hijau masih terbuka, indeks nampak merangkak naik meninggalkan level terendah nya di 6.110 (-0,61%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
IHSG melemah seiring dengan pergerakan bursa utama Asia yang terkoreksi mengikuti wallstreet. Faktor the Fed yang menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin menjadi 2,25-2,5% menjadi sentimen negatif karena akan menambah biaya dana (cost of fund) emiten.
Selain itu, the Fed juga akan melepas obligasi pemerintah yang dimilikinya sebesar $ 50 miliar per bulan, pelaku pasar khawatir karena ekonomi sedang diproyeksikan menurun. Publik AS juga dibayangi kekhawatiran akan government shutdown.
Hawa negatif tersebut sampai juga ke bursa saham dalam negeri, dari sembilan sektor yang ada di bursa, sebanyak enam sektor melemah dan tiga sektor menguat yaitu konsumer, pertambangan dan infrastruktur.
Sektor keuangan yang bobot nya paling besar terkoreksi 0,61%, sentimen negatif datang dari rupiah yang terkoreksi 0,15%. Rupiah berada di level Rp 14.487 per satu $US.
Nilai transaksi perdagangan sendiri cenderung lebih sepi senilai Rp 3,7 triliun, lebih kecil dibanding transaksi kemarin Rp 4,9 triliun. Investor asing kembali melakukan aksi jual dengan mencatatkan net sell Rp 294 miliar.
Lalu, kemana arah IHSG sesi dua akan bergerak? Tim Riset CNBC Indonesia menganalisis arah pergerakannya menggunakan analisis teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Indeks nampak berfluktuatif, hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak tepat di garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5).
Potensi mengakhiri perdagangan di zona hijau masih terbuka, indeks nampak merangkak naik meninggalkan level terendah nya di 6.110 (-0,61%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Most Popular