
Rupiah Bikin Deg-Degan, Asing Tarik Rp 233 M dari Pasar Saham
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 December 2018 10:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan terakhir di pekan ini nampaknya tak akan berakhir manis bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada pukul 10:38 WIB, IHSG melemah 0,35% ke level 6.126,3.
Salah satu hal yang menekan laju IHSG adalah aksi jual investor asing. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 233 miliar di pasar saham tanah air.
5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 58 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 44,7 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 19,4 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 19,3 miliar), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 15,3 miliar).
Aksi jual investor asing terjadi seiring dengan pergerakan rupiah yang meresahkan. Dibuka melemah 0,07% di pasar spot, depresiasi rupiah sempat bertambah dalam menjadi 0,1%. Kemudian, rupiah berhasil naik ke zona hijau dengan membukukan penguatan sebesar 0,03%. Kini, rupiah sudah kembali melemah yakni sebesar 0,1% ke level Rp 14.480/dolar AS.
Pergerakan rupiah dibayangi oleh kenaikan harga minyak mentah dunia. Hingga berita ini diturunkan, harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2019 melejit 1,35% ke level US$ 46,5/barel. Sementara itu, minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 melesat 1,23% ke level US$ 55,02/barel.
Perkasanya harga minyak mentah dunia menimbulkan kekhawatiran bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan kembali bengkak pada kuartal-IV 2018. Pada kuartal-III 2018, CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014.
Sebagai informasi, neraca dagang Indonesia pada bulan Oktober dan November membukukan defisit masing-masing sebesar US$ 1,77 miliar dan US$ 2,05 miliar, sehingga kenaikan harga minyak mentah akan membuat neraca dagang minyak dan gas tertekan seiring dengan status Indonesia sebagai negara net importir minyak.
Ketika rupiah tertekan, pastilah investor asing dihadapkan pada risiko kurs.
Salah satu hal yang menekan laju IHSG adalah aksi jual investor asing. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 233 miliar di pasar saham tanah air.
5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 58 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 44,7 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 19,4 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 19,3 miliar), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 15,3 miliar).
Pergerakan rupiah dibayangi oleh kenaikan harga minyak mentah dunia. Hingga berita ini diturunkan, harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2019 melejit 1,35% ke level US$ 46,5/barel. Sementara itu, minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 melesat 1,23% ke level US$ 55,02/barel.
Perkasanya harga minyak mentah dunia menimbulkan kekhawatiran bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan kembali bengkak pada kuartal-IV 2018. Pada kuartal-III 2018, CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014.
Sebagai informasi, neraca dagang Indonesia pada bulan Oktober dan November membukukan defisit masing-masing sebesar US$ 1,77 miliar dan US$ 2,05 miliar, sehingga kenaikan harga minyak mentah akan membuat neraca dagang minyak dan gas tertekan seiring dengan status Indonesia sebagai negara net importir minyak.
Ketika rupiah tertekan, pastilah investor asing dihadapkan pada risiko kurs.
Next Page
Dolar AS Sedang Perkasa
Pages
Most Popular