
BI: Rupiah Masih Bisa Menguat Seperti di Awal 2018
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 December 2018 20:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) akan membiarkan nilai tukar rupiah terus menguat. Bagi bank sentral, rupiah masih berpeluang menguat seperti di level awal tahun.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah usai menggelar konferensi pers di kantor bank sentral, Kamis (20/12/2018).
"Agak sulit mengatakan level karena kondisi global masih belum pasti. Kami memberikan ruang lebih lanjut karena rupiah di 2018 ini sudah bergerak dari Rp 13.000/US$ sampai Rp 15.200/US$," kata Nanang.
"Sekarang balik ke, tadi sore Rp 14.465/US$. Masih ada ruang seperti di awal 2018," sambung Nanang.
Pada awal tahun ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Paman Sam memang berada di kisaran Rp 13.500/US$ - Rp 13.700/US$. BI menilai, ruang bagi rupiah menguat ke level tersebut masih terbuka.
Ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut. Pertama, karena tekanan terhadap nilai tukar rupiah pada tahun depan tidak akan sebesar sepanjang tahun ini.
Sementara itu, faktor kedua yang mendukung penguatan rupiah adalah level nilai tukar yang telah melewati level psikologis. Sehingga, tak ada lagi kekhawatiran bahwa rupiah kembali ke level tinggi.
"Ditambah dengan kebijakan moneter kita sudah kuat dan fiskal kita prudent," jelasnya.
Nanang pun tak memungkiri, tingkat volatilitas rupiah saat ini masih sekitar 7%, atau lebih tinggi dibandingkan tingkat volatilitas sepanjang 2017 yang hanya 1% sampai 3%.
Namun, apabila bank sentral tidak senantiasa menjaga stabilitas nilai tukar dengan hadir di pasar, bukan tidak mungkin volatiltias rupiah jauh lebih tinggi dari sekarang.
"Kalau BI tidak jaga, kami tidak tau batasan sampai berapa market bisa mengerek kurs," kata Nanang.
(dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Hal tersebut dikemukakan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah usai menggelar konferensi pers di kantor bank sentral, Kamis (20/12/2018).
"Agak sulit mengatakan level karena kondisi global masih belum pasti. Kami memberikan ruang lebih lanjut karena rupiah di 2018 ini sudah bergerak dari Rp 13.000/US$ sampai Rp 15.200/US$," kata Nanang.
![]() |
Pada awal tahun ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Paman Sam memang berada di kisaran Rp 13.500/US$ - Rp 13.700/US$. BI menilai, ruang bagi rupiah menguat ke level tersebut masih terbuka.
Ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut. Pertama, karena tekanan terhadap nilai tukar rupiah pada tahun depan tidak akan sebesar sepanjang tahun ini.
Sementara itu, faktor kedua yang mendukung penguatan rupiah adalah level nilai tukar yang telah melewati level psikologis. Sehingga, tak ada lagi kekhawatiran bahwa rupiah kembali ke level tinggi.
"Ditambah dengan kebijakan moneter kita sudah kuat dan fiskal kita prudent," jelasnya.
Nanang pun tak memungkiri, tingkat volatilitas rupiah saat ini masih sekitar 7%, atau lebih tinggi dibandingkan tingkat volatilitas sepanjang 2017 yang hanya 1% sampai 3%.
Namun, apabila bank sentral tidak senantiasa menjaga stabilitas nilai tukar dengan hadir di pasar, bukan tidak mungkin volatiltias rupiah jauh lebih tinggi dari sekarang.
"Kalau BI tidak jaga, kami tidak tau batasan sampai berapa market bisa mengerek kurs," kata Nanang.
(dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Most Popular