Tak Hanya The Fed, Ekonomi Global Juga Hantam Bursa Jepang

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
20 December 2018 14:16
Bursa Jepang ditutup terjun bebas 3,19% hari Kamis (20/12/2018) ke posisi terendahnya sejak September tahun lalu.
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Jepang ditutup terjun bebas 3,19% hari Kamis (20/12/2018) ke posisi terendahnya sejak September tahun lalu.

Anjloknya bursa Tokyo disebabkan kekecewaan investor terhadap sinyal bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve yang akan kembali menaikkan suku bunganya tahun depan serta muramnya proyeksi ekonomi AS yang disampaikan The Fed.


Pasar saham Tokyo sudah dibuka melemah, menyusul anjloknya Wall Street di tengah kekhawatiran The Fed akan menaikkan suku bunganya lebih cepat dari yang diperkirakan, dilansir dari AFP.

Hal ini tampaknya tidak sesuai dengan perkiraan pasar. Kontrak berjangka (futures) suku bunga menunjukkan para pelaku pasar saat ini memperkirakan The Fed sama sekali tidak akan menaikkan bunga acuannya tahun depan, dikutip dari Reuters.

Selain menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran target 2,25%-2,5%, The Fed juga menegaskan akan melanjutkan upaya normalisasi neracanya. Kabar inilah yang membuat pasar kecewa dan berpendapat bahwa The Fed tidak se-dovish yang diharapkan.

Tak Hanya The Fed, Ekonomi Global Juga Hantam Bursa JepangFoto: Ketua Federal Reserve Board Jerome Powell (REUTERS/Yuri Gripas)

Sejak krisis keuangan global satu dekade lalu, The Fed memang rajin membeli surat-surat berharga untuk memberikan stimulus kepada perekonomian (quantitative easing). Sekarang ekonomi AS sudah jauh lebih baik, sehingga The Fed ingin merampingkan neracanya yang begitu gemuk akibat banyaknya koleksi surat berharga, dikutip dari Newsletter Tim Riset CNBC Indonesia.

Investor menilai kala The Fed melepas kepemilikan surat-surat berharga, maka efeknya akan hampir sama dengan menaikkan suku bunga acuan yaitu menyedot likuiditas. Artinya, ke depan likuiditas akan masih cenderung ketat sehingga sepertinya perlambatan ekonomi akan sulit dihindari.


Selain kekecewaan akan hasil pertemuan bank sentral AS, "kekhawatiran terkait perlambatan ekonomi global juga membebani pasar," kata Okasan Online Securities dalam sebuah komentar.

Proyeksi perlambatan ekonomi juga dikemukakan oleh Ogranisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat di tahun depan, yaitu sebesar 3,5% dari 3,7% pada tahun ini.
(prm) Next Article Bursa Jepang Melemah Jelang Rapat The Fed

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular