
Pandangan & Keputusan The Fed Picu Keresahan Pasar
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 December 2018 10:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham telah jatuh melewati rekor terendahnya tahun ini dan investor berbondong-bondong pindah ke obligasi setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) gagal melonggarkan kebijakan moneter ketat sebanyak yang diharapkan pelaku pasar.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin, seperti yang diproyeksikan, dan menurunkan perkiraan rata-rata mediannya menjadi dua kenaikan dari tiga kenaikan di tahun depan. Namun bank sentral Amerika Serikat (AS) itu juga mempertahankan stance-nya yang tampak dari pernyataannya bahwa pasar terlihat lebih agresif dari yang diperkirakan dalam hal kenaikan suku bunga di masa depan.
Tapi apa yang benar-benar menakuti pasar adalah Ketua Fed Jerome Powell yang mengatakan puas dengan programnya untuk mengurangi neraca keuangan dan tidak memiliki rencana untuk mengubahnya. Para pelaku pasar melihat itu sebagai rencana pengetatan lainnya, karena Fed mengurangi neraca keuangan dengan membuat lebih sedikit pembelian karena Treasury dan sekuritas berbasis mortgage yang dipegangnya jatuh tempo.
"Saya pikir reaksi pasar terhadap semua ini adalah Fed akan bertindak berlebihan," kata James Paulsen, kepala strategi pasar di Leuthold Group. "Bagaimana mungkin Anda bisa melihat ini selain, paling tidak, seperti pelambatan ekonomi yang sangat besar, bahkan mungkin sesuatu yang lebih buruk."
"Powell mengatakan dia melihat tidak ada masalah dengan pengeluaran neraca keuangan. Itulah yang menyakitkan," kata Paulsen, seperti dilansir dari CNBC International. "Itu jalan lain yang potensial dari pasar dovish yang tidak dia ambil."
Para pakar strategi menyatakan pasat sempat senang dengan sikap The Fed yang sangat dovish dan para pedagang saham telah berharap adanya lompatan besar di pasar setelah langkah The Fed diumumkan.
Namun kenyataannya The Fed mempertahankan komentar dalam pernyataannya bahwa Fed akan membuat kenaikan suku bunga "lebih bertahap", dan mengubahnya hanya dengan menambahkan kata "beberapa." Pengamat Fed mengharapkan bahasa itu untuk dihapus dan digantikan oleh indikasi bahwa Fed akan lebih bergantung pada data ekonomi.
"Ada banyak nuansa dalam keputusan itu. Saya pikir apa yang cukup jelas dari pernyataan itu adalah Powell tidak siap untuk mengubah dovish secara tajam," kata Brian Dangerfield, ahli strategi makro di NatWest Markets. "The Fed akan bergantung pada data, tetapi data di mana mereka bergantung tidak melambat secara dramatis."
The Fed telah diperkirakan akan menaikkan suku bunga seperempat poin dan menandakan lebih sedikit kenaikan di masa depan. Fed juga diperkirakan akan menurunkan proyeksi pertumbuhannya, dan mengubah bahasa dalam pernyataannya untuk mencerminkan itu akan lebih bergantung pada data ekonomi yang masuk. Fed juga menurunkan perkiraan pertumbuhannya, dan untuk 2019, sekarang memproyeksikan pertumbuhan pada 2,3% bukannya 2,5%.
Awalnya banyak saham yang dijual dan sempat rebound sebelum kembali turun. Indeks Dow & S&P 500 jatuh ke posisi terendah tahun ini dan imbal hasil obligasi turun. Dow ditutup 1,5% lebih rendah menjadi 23.323, dan S&P 500 turun 1,5% menjadi 2,506.
Yield obligasi tenor 10-tahun berada di 2,75%, level terendah sejak April. "Itu hanya memperkuat bahwa antara Fed memang akan menaikkan dan menyusutkan neraca keuangan, pengetatan gandanya pada 2019. Saya pikir itu hanya memperkuat pasar, tidak mendapatkan kenaikan dovish yang ditergetkan," kata Peter Boockvar, kepala strategi investasi di Bleakley Advisory Group.
Paulsen mengatakan tindakan di pasar kredit menunjukkan ketakutan, dengan langkah besar dalam imbal hasil tinggi dan spread korporat lainnya.
"Anda mengambil kombinasi dari pasar saham dan pasar obligasi dan hanya melihat selisih spread ... Anda harus mengatakan sebagian besar dari mereka menyebut fed membuat kesalahan kebijakan di sini," kata Paulsen.
Namun Jim Caron, manajer portofolio Fixed Income Morgan Stanley Investment Management mengatakan pasar mungkin salah membaca Powell.
"Saya tidak berpikir mereka melihat aspek dovish dari ini. Pasar obligasi tidak," katanya.
"The Fed pasti akan mengecewakan. Mereka hanya tidak bisa cukup dovish. Itu hanya cara mengaturnya. Apakah saya pikir ini adalah respons yang benar? Tidak. Saya pikir ini adalah pasar ekuitas yang mengatakan mereka tidak memotong proyeksi suku bunga mereka seperti seharusnya. Ada kekecewaan ... Saya membaca apa yang dikatakan Powell sebagai sesuatu yang sangat dovish. Batas yang saya pikir dia akan naikkan sangat tinggi."
Seperti yang diperkirakan, Powell memang menekankan The Fed tidak akan berada di jalur kenaikan yang telah ditetapkan. "Mulai titik ini, kami akan membiarkan data berbicara kepada kami dan memberi tahu kami," kata Powell, menambahkan bahwa itu akan membuat jalur pengetatan tidak menentu.
Pesan Powell dimoderasi dan saham-saham datang dari titik terendah hari ketika dia mengatakan Fed berada di ujung bawah kisaran perkiraan untuk tingkat netral.
Netral adalah level yang tidak merangsang atau memperlambat ekonomi, dan ada banyak perdebatan tentang di mana tingkat itu. Powell juga memberikan anggukan kepada kondisi keuangan yang lebih lemah dan mengatakan mereka memainkan peran dalam perubahan dalam perkiraan dan ekspektasi suku bunga.
Caron mengatakan, fakta the Fed mengubah rata-rata suku bunga jangka panjang untuk fed funds menjadi 2,8% dari 3% sangat dovish, menunjukkan mereka melihat suku bunga mendekati netral. The Fed menaikkan target kisaran fed funds-nya menjadi 2,25-2,5% pada hari Rabu.
Powell juga mengatakan selama konferensi pers bahwa the Fed mendekati batas rendah dari kisaran untuk netral.
"Apa yang mereka katakan adalah Anda akan tetap pada pekerjaan penuh dan tidak akan ada tekanan inflasi. Itu adalah mandat ganda mereka. Dia pada dasarnya memberi tahu Anda melalui ramalan bahwa tidak ada alasan bagi mereka untuk menaikkan suku bunga," kata Caron.
Namun dia setuju komentar the Fed tentang neraca keuangan mengecewakan pasar. "Saya pikir dia melakukan semua yang dia bisa lakukan selain membahas neraca. Neraca adalah satu hal yang saya pikir seharusnya dia atasi," kata Caron.
Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury di akhir kurva panjang melanjutkan pergerakan lebih rendah, merayap lebih dekat ke short end, mengikuti pernyataan the Fed.
Spread antara imbal hasil tenor 10 tahun dan imbal hasil tenor 2 tahun adalah 13 basis poin. Traders telah mengamati spread untuk mengantisipasi kemungkinan inversi, di mana imbal hasil tenor 2 tahun akan naik di atas imbal hasil tenor 10 tahun, sebuah tanda resesi yang akan datang.
"Pasar bullish telah menjadi flat. Harga jatuh dan kurva menjadi flat. Kami memiliki front yields yang pada dasarnya tidak berubah. Imbal hasil jangka panjang turun. Itu mungkin yang harus lebih banyak diperhatikan," kata Dangerfield. Kurva yang flat telah dipandang sebagai peringatan ekonomi.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article The Fed Kembali 'Guyur' Rp 889 T ke Pasar Uang AS
The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin, seperti yang diproyeksikan, dan menurunkan perkiraan rata-rata mediannya menjadi dua kenaikan dari tiga kenaikan di tahun depan. Namun bank sentral Amerika Serikat (AS) itu juga mempertahankan stance-nya yang tampak dari pernyataannya bahwa pasar terlihat lebih agresif dari yang diperkirakan dalam hal kenaikan suku bunga di masa depan.
Tapi apa yang benar-benar menakuti pasar adalah Ketua Fed Jerome Powell yang mengatakan puas dengan programnya untuk mengurangi neraca keuangan dan tidak memiliki rencana untuk mengubahnya. Para pelaku pasar melihat itu sebagai rencana pengetatan lainnya, karena Fed mengurangi neraca keuangan dengan membuat lebih sedikit pembelian karena Treasury dan sekuritas berbasis mortgage yang dipegangnya jatuh tempo.
"Saya pikir reaksi pasar terhadap semua ini adalah Fed akan bertindak berlebihan," kata James Paulsen, kepala strategi pasar di Leuthold Group. "Bagaimana mungkin Anda bisa melihat ini selain, paling tidak, seperti pelambatan ekonomi yang sangat besar, bahkan mungkin sesuatu yang lebih buruk."
Para pakar strategi menyatakan pasat sempat senang dengan sikap The Fed yang sangat dovish dan para pedagang saham telah berharap adanya lompatan besar di pasar setelah langkah The Fed diumumkan.
Namun kenyataannya The Fed mempertahankan komentar dalam pernyataannya bahwa Fed akan membuat kenaikan suku bunga "lebih bertahap", dan mengubahnya hanya dengan menambahkan kata "beberapa." Pengamat Fed mengharapkan bahasa itu untuk dihapus dan digantikan oleh indikasi bahwa Fed akan lebih bergantung pada data ekonomi.
"Ada banyak nuansa dalam keputusan itu. Saya pikir apa yang cukup jelas dari pernyataan itu adalah Powell tidak siap untuk mengubah dovish secara tajam," kata Brian Dangerfield, ahli strategi makro di NatWest Markets. "The Fed akan bergantung pada data, tetapi data di mana mereka bergantung tidak melambat secara dramatis."
The Fed telah diperkirakan akan menaikkan suku bunga seperempat poin dan menandakan lebih sedikit kenaikan di masa depan. Fed juga diperkirakan akan menurunkan proyeksi pertumbuhannya, dan mengubah bahasa dalam pernyataannya untuk mencerminkan itu akan lebih bergantung pada data ekonomi yang masuk. Fed juga menurunkan perkiraan pertumbuhannya, dan untuk 2019, sekarang memproyeksikan pertumbuhan pada 2,3% bukannya 2,5%.
Awalnya banyak saham yang dijual dan sempat rebound sebelum kembali turun. Indeks Dow & S&P 500 jatuh ke posisi terendah tahun ini dan imbal hasil obligasi turun. Dow ditutup 1,5% lebih rendah menjadi 23.323, dan S&P 500 turun 1,5% menjadi 2,506.
Yield obligasi tenor 10-tahun berada di 2,75%, level terendah sejak April. "Itu hanya memperkuat bahwa antara Fed memang akan menaikkan dan menyusutkan neraca keuangan, pengetatan gandanya pada 2019. Saya pikir itu hanya memperkuat pasar, tidak mendapatkan kenaikan dovish yang ditergetkan," kata Peter Boockvar, kepala strategi investasi di Bleakley Advisory Group.
Paulsen mengatakan tindakan di pasar kredit menunjukkan ketakutan, dengan langkah besar dalam imbal hasil tinggi dan spread korporat lainnya.
"Anda mengambil kombinasi dari pasar saham dan pasar obligasi dan hanya melihat selisih spread ... Anda harus mengatakan sebagian besar dari mereka menyebut fed membuat kesalahan kebijakan di sini," kata Paulsen.
Namun Jim Caron, manajer portofolio Fixed Income Morgan Stanley Investment Management mengatakan pasar mungkin salah membaca Powell.
"Saya tidak berpikir mereka melihat aspek dovish dari ini. Pasar obligasi tidak," katanya.
"The Fed pasti akan mengecewakan. Mereka hanya tidak bisa cukup dovish. Itu hanya cara mengaturnya. Apakah saya pikir ini adalah respons yang benar? Tidak. Saya pikir ini adalah pasar ekuitas yang mengatakan mereka tidak memotong proyeksi suku bunga mereka seperti seharusnya. Ada kekecewaan ... Saya membaca apa yang dikatakan Powell sebagai sesuatu yang sangat dovish. Batas yang saya pikir dia akan naikkan sangat tinggi."
Seperti yang diperkirakan, Powell memang menekankan The Fed tidak akan berada di jalur kenaikan yang telah ditetapkan. "Mulai titik ini, kami akan membiarkan data berbicara kepada kami dan memberi tahu kami," kata Powell, menambahkan bahwa itu akan membuat jalur pengetatan tidak menentu.
Pesan Powell dimoderasi dan saham-saham datang dari titik terendah hari ketika dia mengatakan Fed berada di ujung bawah kisaran perkiraan untuk tingkat netral.
Netral adalah level yang tidak merangsang atau memperlambat ekonomi, dan ada banyak perdebatan tentang di mana tingkat itu. Powell juga memberikan anggukan kepada kondisi keuangan yang lebih lemah dan mengatakan mereka memainkan peran dalam perubahan dalam perkiraan dan ekspektasi suku bunga.
Caron mengatakan, fakta the Fed mengubah rata-rata suku bunga jangka panjang untuk fed funds menjadi 2,8% dari 3% sangat dovish, menunjukkan mereka melihat suku bunga mendekati netral. The Fed menaikkan target kisaran fed funds-nya menjadi 2,25-2,5% pada hari Rabu.
Powell juga mengatakan selama konferensi pers bahwa the Fed mendekati batas rendah dari kisaran untuk netral.
"Apa yang mereka katakan adalah Anda akan tetap pada pekerjaan penuh dan tidak akan ada tekanan inflasi. Itu adalah mandat ganda mereka. Dia pada dasarnya memberi tahu Anda melalui ramalan bahwa tidak ada alasan bagi mereka untuk menaikkan suku bunga," kata Caron.
Namun dia setuju komentar the Fed tentang neraca keuangan mengecewakan pasar. "Saya pikir dia melakukan semua yang dia bisa lakukan selain membahas neraca. Neraca adalah satu hal yang saya pikir seharusnya dia atasi," kata Caron.
Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury di akhir kurva panjang melanjutkan pergerakan lebih rendah, merayap lebih dekat ke short end, mengikuti pernyataan the Fed.
Spread antara imbal hasil tenor 10 tahun dan imbal hasil tenor 2 tahun adalah 13 basis poin. Traders telah mengamati spread untuk mengantisipasi kemungkinan inversi, di mana imbal hasil tenor 2 tahun akan naik di atas imbal hasil tenor 10 tahun, sebuah tanda resesi yang akan datang.
"Pasar bullish telah menjadi flat. Harga jatuh dan kurva menjadi flat. Kami memiliki front yields yang pada dasarnya tidak berubah. Imbal hasil jangka panjang turun. Itu mungkin yang harus lebih banyak diperhatikan," kata Dangerfield. Kurva yang flat telah dipandang sebagai peringatan ekonomi.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article The Fed Kembali 'Guyur' Rp 889 T ke Pasar Uang AS
Most Popular