Selepas Sell-Off, Bursa Saham Asia Rebound

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 December 2018 17:49
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengakhiri perdagangan hari ini di zona hijau.
Foto: Warga berjalan melewati papan elektronik yang menampilkan indikator pasar saham AS di luar pialang di Tokyo, Jepang, 5 Desember 2018. REUTERS / Issei Kato
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengakhiri perdagangan hari ini di zona hijau: indeks Hang Seng naik 0,2%, indeks Strait Times naik 0,43%, dan indeks Kospi naik 0,81%. Sementara itu, indeks Nikkei turun 0,6% dan indeks Shanghai turun 1,05%.

Bursa saham Asia berhasil rebound pasca kemarin (18/2/2018) mengalami sell-off.

Angin segar bagi bursa saham Benua Kuning datang dari Negeri Pizza. Beberapa waktu yang lalu, Komisi Eropa menolak rencana fiskal pemerintah Italia lantaran target defisit yang menyalahi aturan main. Untuk tahun depan, defisit struktural (perbedaan antara belanja dan penerimaan, tidak termasuk pos-pos one-off) ditargetkan naik sebesar 0,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Di bawah aturan Uni Eropa, Italia diwajibkan mengurangi defisit struktural sebesar 0,6% dari PDB.

Perkembangan terbaru, seorang juru bicara pemerintah pada hari Selasa (18/12/2018) mengatakan bahwa Italia telah mencapai kesepakatan dengan Komisi Eropa terkait dengan rancangan anggaran 2019. Ia menjelaskan bahwa kesepakatan itu akan diformalkan hari Rabu waktu setempat di Brussels, dilansir dari Reuters. Namun hingga kini, belum ada detail yang diungkapkan terkait rancangan baru tersebut.

Melunaknya Italia membuat investor di pasar saham senang. Dengan sikap Negeri Pizza yang mau meredakan egonya, ancaman kejatuhan ke jurang krisis menjadi bisa dihindari.

Di sisi lain, pidato Presiden China Xi Jinping masih membebani laju bursa saham Benua Kuning. Berpidato dalam peringatan 40 tahun dari "reform and opening up" kemarin, Xi mengatakan tidak ada pihak manapun yang bisa mendikte arah kebijakan China.

"Tidak ada pihak yang berada dalam posisi untuk mendikte warga negara China terkait apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan," tegas Xi, seperti dikutip dari CNBC International.

Ia menegaskan bahwa China harus tetap berada dalam jalur reformasi yang sedang dijalaninya sekarang.

"Kami akan dengan tegas mereformasi apa yang seharusnya dan bisa direformasi, dan tidak mengubah (kebijakan) yang memang sudah seharusnya dan tidak bisa direformasi," lanjut Xi.

Memang, Xi tak secara gamblang menyebut nama AS di dalam pidatonya. Namun tetap saja, siapa lagi yang disasar oleh Xi kalau bukan musuh bebuyutannya tersebut.

Jika AS dibuat gerah oleh pernyataan Xi, maka kesepakatan dagang yang permanen antar keduanya bisa menjadi sulit untuk dicapai. Padahal, hubungan dagang kedua negara sudah membaik selepas Xi melakukan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di sela-sela KTT G-20 pada awal bulan ini.

Masih dari kawasan regional, rilis data ekonomi yang buruk ikut membebani kinerja bursa saham. Pada pagi hari, ekspor Jepang periode November diumumkan hanya tumbuh sebesar 0,1% YoY, jauh di bawah konsensus yang memperkirakan kenaikan sebesar 1,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa Saham Asia Berguguran, Hanya IHSG yang Hijau!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular