Internasional

The Fed Akan Tetap Naikkan Bunga Meski Trump Menentang

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
19 December 2018 13:58
Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin, Rabu (19/12/2018) waktu setempat.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin, Rabu (19/12/2018) waktu setempat, dan juga memberikan sinyal bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga sebanyak yang diperkirakan sebelumnya.

Para ahli strategi mengatakan hal itu dapat menenangkan pasar keuangan yang bergejolak, tetapi The Fed memiliki tugas berat dalam menjelaskan tindakannya dengan cara yang tidak akan terdengar terlalu mengkhawatirkan tentang ekonomi atau memburuknya kondisi keuangan.

The Fed akan menaikkan kisaran suku bunganya menjadi 2,25%-2,50%, dan pengamat memperkirakan bank sentral akan menghapus pernyataan akan melanjutkan kenaikan suku bunga 'bertahap' dalam rilis pasca-pertemuannya.

Menurut perkiraan mereka, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga tiga kali lagi tahun depan, tetapi ekonom sekarang memproyeksikan bahwa itu akan berubah menjadi dua kenaikan lagi tahun depan, dengan kemungkinan satu lagi di 2020.


"Ekonomi melambat. Mereka terlalu optimistis terhadap proyeksi mereka, tetapi dengan cara yang sama, mereka harus sangat berhati-hati bahwa mereka tidak terlalu khawatir. Mereka hanya akan menurunkannya," kata George Goncalves, kepala strategi pendapatan tetap di Nomura, dilansir dari CNBC International.

Kenaikan suku bunga The Fed terjadi setelah serangkaian gejolak di pasar keuangan. Pasar telah bereaksi terhadap kekhawatiran tentang meningkatnya suku bunga serta kekhawatiran perang perdagangan dan data global yang lemah yang dapat menyebabkan resesi.

Gubernur The Fed Jerome Powell, tidak seperti gubernur lainnya, juga menghadapi aliran kritik dari Gedung Putih, di mana Presiden Donald Trump memprotes kebijakan kenaikan suku bunga dan kebijakan neraca The Fed.

"Saya pikir The Fed akan mencoba dan mungkin berhasil mengirim nada yang nyaman ke pasar ekuitas. Saya pikir pasar memaksa Fed untuk memberikan kenaikan yang sangat dovish," jelas Mark Cabana, kepala strategi tingkat suku bunga short AS di Bank of America Merrill Lynch.

"Kami pikir akan ada dua kali kenaikan pada 2019. 2020 akan ada satu kenaikan tetapi hanya sedikit di atas 3%. The Fed akan membuat beberapa perubahan untuk menunjukkan bahwa mereka tidak terpatok pada jalur yang ditentukan sebelumnya dan lebih banyak bergantung pada data."

Untuk Trump, ahli strategi mengharapkan Powell akan mengabaikan kritik dari presiden sambil memberi sinyal bahwa The Fed tetap independen. Trump tidak sendirian dalam keprihatinannya bahwa Fed akan membuat langkah yang salah dan kenaikan suku bunganya akan memperlambat ekonomi, tetapi pasar secara luas telah memperkirakan kenaikan suku bunga pada hari Rabu.

"Saya pikir kritik dari presiden cukup banyak kontra-produktif. The Fed sangat menghargai independensinya," kata Cabana.

"Saya merasa jika Trump benar-benar mendesak the Fed, mereka akan ingin menegaskan independensi yang mereka miliki."

The Fed Akan Tetap Naikkan Bunga Meski Trump MenentangGubernur The Fed Jerome Powell (Foto: Edward Ricardo)

The Fed juga diperkirakan akan menurunkan proyeksi pertumbuhannya dan kemungkinan perkiraan inflasi menjadi di bawah 2%. The Fed menaikkan proyeksi pertumbuhan 2019 menjadi 2,5% pada September tetapi bisa membawanya kembali ke 2,3% atau lebih, kata pengamat Fed, dilansir dari CNBC International.

"Ini adalah gubernur The Fed yang jauh lebih bebas mendiskontokan kemampuan bagi mereka untuk mendiskon ekonomi mana yang sedang berjalan dan jauh lebih bersedia menjadi fleksibel," kata Diane Swonk, kepala ekonom di Grant Thornton. "Dia juga memperhitungkan [pengetatan kondisi keuangan]."

Swonk mengatakan ekonomi berubah dari "kuat menjadi sangat kuat". "Itu penting bahwa ekonomi melambat, tetapi itu tidak cukup lambat bagi mereka untuk menjadi panik. Ini akan menjadi musim liburan yang hebat," kata Swonk.


The Fed merilis pernyataan dan proyeksinya pada jam 2 siang waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia dan Powell akan berpidato pada jam 2:30 malam.

"The Fed tidak diragukan lagi mendengar kritik tetapi mereka akan dipandu oleh data. Jelas, pasar keuangan mengirim sinyal yang didengar jelas oleh The Fed, tetapi mereka juga tidak ingin terombang-ambing oleh keuangan pasar," katanya. "Mereka akan mempertimbangkan data ekonomi yang sulit dan jika data mengatakan jeda, Fed akan menunda."
(prm) Next Article The Fed Gagal Yakinkan Investor Soal Kenaikan Yield Obligasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular