
Dua Hal yang Buat Neraca Dagang Tekor Versi JK
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
18 December 2018 18:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK) ikut memberikan komentar terkait dengan posisi defisit neraca perdagangan November yang kembali jatuh.
Berbicara usai melakukan pertemuan dengan para menteri dan pemangku kepentingan lain, Wapres menganggap dalamnya defisit neraca perdagangan bukan hanya disebabkan dari faktor eksternal, melainkan juga dalam negeri.
"Ini ada masalah dalam dan luar negeri. Kami selau bicara tentang perdagangan," kata Wapres di kantornya, Selasa (18/12/2018).
Sebagai informasi, defisit neraca perdagangan November mencapai US$ 2,05 miliar. Defisit tersebut disebabkan karena nilai ekspor yang loyo, sementara nilai impor justru melonjak.
Nilai ekspor tercatat US$ 14,83 miliar atau turun 3,28% secara year on year (yoy). Sementara itu, data otoritas statistik menunjukkan nilai impor justru mencapai US$ 16,88 miliar atau naik 11,68% yoy.
Neraca perdagangan Indonesia pada November 2018 mencatatkan defisit paling parah sepanjang 2018. Bahkan, defisit tersebut menjadi yang paling dalam sejak lima tahun terakhir.
JK pun tak memungkiri hal tersebut. Menurutnya, loyonya ekspor Indonesia tak lepas dari penurunan sejumlah harga komoditas andalan Indonesia seperti karet maupun CPO.
"Harga komoditas turun lagi. Seperti batubara turun, CPO turun, karet turun. [...] Hampir semua mineral-mineral itu mengalami perubahan harga," katanya
JK cukup optimistis kondisi neraca perdagangan Indonesia pada akhir tahun ini akan jauh lebih baik. Minimal, lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
(dru/dru) Next Article Curhat JK: Banyak Pejabat Pro 'Rokok', Bikin Susah Kabinet
Berbicara usai melakukan pertemuan dengan para menteri dan pemangku kepentingan lain, Wapres menganggap dalamnya defisit neraca perdagangan bukan hanya disebabkan dari faktor eksternal, melainkan juga dalam negeri.
"Ini ada masalah dalam dan luar negeri. Kami selau bicara tentang perdagangan," kata Wapres di kantornya, Selasa (18/12/2018).
![]() |
Sebagai informasi, defisit neraca perdagangan November mencapai US$ 2,05 miliar. Defisit tersebut disebabkan karena nilai ekspor yang loyo, sementara nilai impor justru melonjak.
Nilai ekspor tercatat US$ 14,83 miliar atau turun 3,28% secara year on year (yoy). Sementara itu, data otoritas statistik menunjukkan nilai impor justru mencapai US$ 16,88 miliar atau naik 11,68% yoy.
Neraca perdagangan Indonesia pada November 2018 mencatatkan defisit paling parah sepanjang 2018. Bahkan, defisit tersebut menjadi yang paling dalam sejak lima tahun terakhir.
JK pun tak memungkiri hal tersebut. Menurutnya, loyonya ekspor Indonesia tak lepas dari penurunan sejumlah harga komoditas andalan Indonesia seperti karet maupun CPO.
"Harga komoditas turun lagi. Seperti batubara turun, CPO turun, karet turun. [...] Hampir semua mineral-mineral itu mengalami perubahan harga," katanya
JK cukup optimistis kondisi neraca perdagangan Indonesia pada akhir tahun ini akan jauh lebih baik. Minimal, lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
![]() |
(dru/dru) Next Article Curhat JK: Banyak Pejabat Pro 'Rokok', Bikin Susah Kabinet
Most Popular