
Analisis Teknikal
Akumulasi Beli Investor Lokal, Bantu IHSG Koreksi Tipis
Houtmand P Saragih & Yazid Muamar, CNBC Indonesia
18 December 2018 17:11

Jakarta,CNBC Indonesia - Meski dibayangi sentimen negatif dari dalam maupun luar negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berbalik dan menipiskan ketertinggalan dengan melemah 0,12% ke level 6.081, Selasa (18/12/2018).
Investor lokal nampak membeli saham-saham sektor keuangan dan konsumer yang terkoreksi cukup dalam pada sesi II. Nilai perdagangan cukup besar senilai Rp 10,7 triliun. Adapun investor asing justru mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 916 miliar di semua pasar.
Sentimen positif yang mendorong sektor keuangan menguat berasal dari rupiah yang menguat. Dolar dibanderol Rp 14.495/US$ di penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,51% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan sektor konsumer nampak diburu karena kinerja nya yang masih tertinggal 13% hingga tahun berjalan. Penutupan akhir tahun tinggal menghitung hari, perayaan natal dan tahun baru pun berpotensi menaikkan konsumsi.
Indeks mengawali perdagangan pagi dengan melemah 0,54%, IHSG terus melemah seiring bursa utama Asia yang cenderung terkoreksi.
Investor global masih dibayangi rasa was - was karena the Fed akan mengumumkan kebijakan suku bunga kamis pagi. Sedangkan kekhawatiran dari dalam negeri, terkait dengan defisit neraca dagang yang mencapai US$ 2,04 miliar dolar.
Nilai ekspor diumumkan turun 6,69% secara bulanan, secara tahunan juga masih turun 3,28%. Lain halnya dengan impor, secara bulanan turun 4,47%.
Namun demikian, secara tahunan masih naik 11,68%. Potensi akan defisit pada transaksi berjalan pun kembali mengemuka.
Secara pergerakan, IHSG secara perlahan mulai bergerak naik mendekati level penghalang kenaikan (resistance) yang berada di level 6.100.
Terbentuknya pola hanging man masih perlu diwaspadai karena Memberikan sinyal akan pelemahan.
Indeks nampak masih menyimpan potensi kenaikan dalam jangka menengah, hal ini tergambar dari posisinya yang bergerak di atas garis rerata harganya selama dua puluh hari (moving average/MA20).
Meskipun demikian, dalam jangka pendek posisi indeks cenderung tertekan karena bergerak di bawah garis MA5.
(yam) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Investor lokal nampak membeli saham-saham sektor keuangan dan konsumer yang terkoreksi cukup dalam pada sesi II. Nilai perdagangan cukup besar senilai Rp 10,7 triliun. Adapun investor asing justru mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 916 miliar di semua pasar.
Sentimen positif yang mendorong sektor keuangan menguat berasal dari rupiah yang menguat. Dolar dibanderol Rp 14.495/US$ di penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,51% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Indeks mengawali perdagangan pagi dengan melemah 0,54%, IHSG terus melemah seiring bursa utama Asia yang cenderung terkoreksi.
Investor global masih dibayangi rasa was - was karena the Fed akan mengumumkan kebijakan suku bunga kamis pagi. Sedangkan kekhawatiran dari dalam negeri, terkait dengan defisit neraca dagang yang mencapai US$ 2,04 miliar dolar.
Nilai ekspor diumumkan turun 6,69% secara bulanan, secara tahunan juga masih turun 3,28%. Lain halnya dengan impor, secara bulanan turun 4,47%.
Namun demikian, secara tahunan masih naik 11,68%. Potensi akan defisit pada transaksi berjalan pun kembali mengemuka.
Secara pergerakan, IHSG secara perlahan mulai bergerak naik mendekati level penghalang kenaikan (resistance) yang berada di level 6.100.
![]() |
Terbentuknya pola hanging man masih perlu diwaspadai karena Memberikan sinyal akan pelemahan.
Indeks nampak masih menyimpan potensi kenaikan dalam jangka menengah, hal ini tergambar dari posisinya yang bergerak di atas garis rerata harganya selama dua puluh hari (moving average/MA20).
Meskipun demikian, dalam jangka pendek posisi indeks cenderung tertekan karena bergerak di bawah garis MA5.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(yam) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Most Popular