Analisis Teknikal

Setelah Neraca Dagang, Kini The Fed, Mampukah IHSG Berbalik?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
18 December 2018 08:14
Tim riset CNBC memprediksi IHSG akan bergerak melemah hari ini.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dalam tekanan secara jangka pendek melihat data neraca dagang yang anjlok. Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan bergerak melemah, Selasa (18/12/2018) hari ini.

Rentang pergerakannya berpotensi antara 6.100 hingga level 6.002. Potensi pelemahan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.

Berfokus pada bursa global, tiga indeks utama Wall Street kembali terkapar melanjutkan penurunan tajam akhir pekan lalu. Investor AS khawatir terhadap rencana Federal Reserve menaikkan suku bunga yang dianggap akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pasar saham.

Indeks Dow Jones kembali terperosok 2,11%, S&P 500 anjlok 2,08%, dan Nasdaq juga terperosok 2,27%. Indeks Volatilitas Cboe - sebagai salah satu alat pengukur ketakutan pasar saham di Wall Street - naik di atas 25 atau lebih tinggi dari biasanya.

Kekhawatiran kenaikan suku bunga oleh bank sentral yang dianggap ambisius telah membuat pasar ketakutan sepanjang 2018. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya untuk keempat kalinya pada tahun 2018 ini.

Beralih ke bursa saham dalam negeri, aksi penjualan secara masal (sell off) pada pasca penutupan perdagangan membuat IHSG harus kehilangan 25 poin. IHSG berakhir dengan pelemahan 1,3% ke level 6.089, Senin (17/12/2018) kemarin.

Pelaku pasar nampak khawatir atas hasil rilis data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dimana defisit neraca dagang diumumkan mencapai US$ 2,04 miliar dolar.

Sementara Nilai ekspor diumumkan turun 6,69% secara bulanan, secara tahunan juga masih turun 3,28%. Lain halnya dengan impor, secara bulanan memang turun 4,47%. Namun demikian, masih terjadi kenaikan 11,68% secara tahunan.

Melihat data tersebut, lima indeks sektor terkena aksi jual secara masal (sell off) oleh investor pada waktu tambahan perdagangan, sektor-sektor tersebut adalah konsumer, properti, infrastruktur, keuangan, dan perdagangan.

Secara pergerakan, IHSG telah menembus level penghalang penurunan (support) terdekat yang berada di level 6.100 dan berpotensi menuju 6.002.
Sumber: Refinitiv
Terbentuknya pola long black candle patut diwaspadai investor saham nasional. Pasalnya pola tersebut Memberikan sinyal akan pelemahan.

Mengacu pada indikator rerata pergerakan selama lima dan sepuluh hari (moving average/MA), indeks kembali tertekan dan berada di jalur pelemahan jangka pendeknya, hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di bawah garis MA5 dan MA 10.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(yam/roy) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular