
Analisis Teknikal
Sell Off Pasca Perdagangan Bawa IHSG Terkoreksi 1,3%
Houtmand P Saragih & Yazid Muamar, CNBC Indonesia
17 December 2018 17:41

Jakarta,CNBC Indonesia - Aksi penjualan secara masal (sell off) pada waktu pasca penutupan membuat IHSG harus kehilangan 25 poin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus berakhir dengan pelemahan 1,3% ke level 6.089, Senin (17/12/2018).
Pelaku pasar menyikapi rilis data dari Badan Pusat Statistik (BPS) secara negatif, BPS mengumumkan defisit neraca dagang senilai US$ 2,04 miliar dolar, lima indeks sektor terkena aksi jual masal pada akhir perdagangan, antara lain konsumer, properti, infrastruktur, keuangan, dan perdagangan.
Nilai ekspor secara bulanan diumumkan BPS turun 6,69%, sedangkan secara tahunan masih turun 3,28%. Impor secara bulanan turun 4,47%, sedangkan secara tahunan mengalami kenaikan 11,68%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 2,7% year-on-year (YoY) sementara impor tumbuh lebih kencang yaitu 9,95% YoY. Sehingga neraca dagang diramal mengalami defisit hanya US$ 1,02 miliar.
Meskipun IHSG mengalami penurunan, nilai transaksi hanya Rp 8,5 triliun, lebih kecil dari transaksi sebelumnya di Rp 9,6 triliun. Pelaku pasar nampaknya belum mengeluarkan semua pelurunya dan cenderung wait and see menyikapi rilis suku bunga the Fed Kamis pagi.
Secara pergerakan, IHSG telah menembus level penghalang penurunan (support) terdekat yang berada di level 6.100.
Terbentuknya pola long black candle patut diwaspadai investor saham nasional. Pasalnya pola tersebut Memberikan sinyal akan pelemahan.
Mengacu pada indikator rerata pergerakan selama lima dan sepuluh hari (moving average/MA), indeks kembali ke jalur pelemahan secara jangka pendek karena bergerak di bawah garis MA5 dan MA 10.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: Kondisi Global Kurang Bersahabat, IHSG Potensi Alami Koreksi
(yam) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Pelaku pasar menyikapi rilis data dari Badan Pusat Statistik (BPS) secara negatif, BPS mengumumkan defisit neraca dagang senilai US$ 2,04 miliar dolar, lima indeks sektor terkena aksi jual masal pada akhir perdagangan, antara lain konsumer, properti, infrastruktur, keuangan, dan perdagangan.
Nilai ekspor secara bulanan diumumkan BPS turun 6,69%, sedangkan secara tahunan masih turun 3,28%. Impor secara bulanan turun 4,47%, sedangkan secara tahunan mengalami kenaikan 11,68%.
Meskipun IHSG mengalami penurunan, nilai transaksi hanya Rp 8,5 triliun, lebih kecil dari transaksi sebelumnya di Rp 9,6 triliun. Pelaku pasar nampaknya belum mengeluarkan semua pelurunya dan cenderung wait and see menyikapi rilis suku bunga the Fed Kamis pagi.
Secara pergerakan, IHSG telah menembus level penghalang penurunan (support) terdekat yang berada di level 6.100.
![]() |
Terbentuknya pola long black candle patut diwaspadai investor saham nasional. Pasalnya pola tersebut Memberikan sinyal akan pelemahan.
Mengacu pada indikator rerata pergerakan selama lima dan sepuluh hari (moving average/MA), indeks kembali ke jalur pelemahan secara jangka pendek karena bergerak di bawah garis MA5 dan MA 10.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: Kondisi Global Kurang Bersahabat, IHSG Potensi Alami Koreksi
(yam) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular