
5 Saham Paling Cuan & 5 Paling Buntung Pekan Ini
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
15 December 2018 14:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten baru PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) membukukan penguatan harga terbesar sepekan di bursa saham, 59,5%. Data perdagangan bursa menunjukkan saham KPAS menguat menjadi Rp 705 dari Rp 442 pada akhir pekan sebelumnya.
Kenaikan harga saham tersebut terjadi ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,71% menjadi 6.169 dari 6.126 pada penutupan pekan sebelumnya.
Penguatan terjadi ketika sentimen global berada di tengah-tengah positifnya iklim damai dagang dan negatifnya ancaman resesi Amerika Serikat (AS).
Penguatan KPAS diikuti oleh kenaikan saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) 25,2%, PT Trada Alam Minra Tbk (TRAM) 16,2%, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) 14,33%, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) 11,78%.
Sebaliknya, saham yang selama sepekan mengalami koreksi terbesar adalah PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA) yang turun 40%.
Di bawah NUSA, ada saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) 9,59%, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) 8,87%, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) 4,35%, dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) 4%.
Pergerakan saham KPAS
Tentang saham KPAS, saham KPAS baru dicatatkan di bursa pada 5 Oktober di harga Rp 168.
Dalam masa penawaran, perusahaan menawarkan 268 juta (34,9%) sahamnya kepada publik dan meraih dana Rp 45 miliar dengan kelebihan permintaan 5,86 kali.
Sebesar 75% dari dana tersebut akan digunakan untuk akuisisi lahan, ekspansi pabrik, serta kapasitas produksi, dan sisa dananya berniat untuk belanja modal.
Dengan bermodal dana IPO, perseroan berharap mampu meningkatkan produksi dan kinerja keuangan hingga menargetkan pertumbuhan pendapatan serta laba dapat mencapai 100% pada 2019.
Pada hari pertama listing, saham KPAS naik 69,05%, terkena batas maksimal pergerakan harian (auto reject maksimal).
Di hari perdana IPO, saham perseroan yang ditawarkan di rentang Rp 50-Rp 200 menunjukkan batas auto reject atasnya (ARA) adalah dua kali hari biasa, yang berarti 70% sebagai hasil dari dua kali batas 35%.
Setelah meroket pada hari pertamanya di bursa, saham perseroan masuk rentang Rp 200-Rp 500 yang berarti batas hariannya adalah 25%.
Pada hari kedua hingga hari keempat pencatatan, saham perseroan kembali membukukan ARA atau berarti penguatan yang mendekati 25% secara berturut-turut.
Meskipun demikian, karena nilai pasarnya yang rendah serta nilai saham beredar yang termasuk kecil, volume transaksi perusahaan turut mini yang turut menyebabkan pergerakan sahamnya relatif lebih volatil dibanding saham yang nilai pasarnya dan nilai saham publiknya lebih besar.
Dalam empat hari perdagangan pertamanya di bursa, transaksi saham perseroan hanya Rp 2,95 juta, Rp 1,13 juta, Rp 26,56 juta, dan baru meningkat signifikan menjadi pada hari keempat menjadi Rp 56,04 miliar.
Selain keempat hari pertama, saham produsen kapas merek Wellness tersebut pernah mengalami ARA tiga kali lagi, yaitu 25% pada 25 Oktober, 24,58% pada 1 November, dan 24,47% pada 15 November.
Meskipun sering mengalami ARA< saham perseroan juga pernah menyentuh batas penurunan maksimal harian (auto reject bawah/ARB) yaitu 24,73% pada 11 November.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Kenaikan harga saham tersebut terjadi ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,71% menjadi 6.169 dari 6.126 pada penutupan pekan sebelumnya.
Penguatan terjadi ketika sentimen global berada di tengah-tengah positifnya iklim damai dagang dan negatifnya ancaman resesi Amerika Serikat (AS).
Sebaliknya, saham yang selama sepekan mengalami koreksi terbesar adalah PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA) yang turun 40%.
Di bawah NUSA, ada saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) 9,59%, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) 8,87%, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) 4,35%, dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) 4%.
Pergerakan saham KPAS
Tentang saham KPAS, saham KPAS baru dicatatkan di bursa pada 5 Oktober di harga Rp 168.
Dalam masa penawaran, perusahaan menawarkan 268 juta (34,9%) sahamnya kepada publik dan meraih dana Rp 45 miliar dengan kelebihan permintaan 5,86 kali.
Sebesar 75% dari dana tersebut akan digunakan untuk akuisisi lahan, ekspansi pabrik, serta kapasitas produksi, dan sisa dananya berniat untuk belanja modal.
Dengan bermodal dana IPO, perseroan berharap mampu meningkatkan produksi dan kinerja keuangan hingga menargetkan pertumbuhan pendapatan serta laba dapat mencapai 100% pada 2019.
Pada hari pertama listing, saham KPAS naik 69,05%, terkena batas maksimal pergerakan harian (auto reject maksimal).
Di hari perdana IPO, saham perseroan yang ditawarkan di rentang Rp 50-Rp 200 menunjukkan batas auto reject atasnya (ARA) adalah dua kali hari biasa, yang berarti 70% sebagai hasil dari dua kali batas 35%.
Setelah meroket pada hari pertamanya di bursa, saham perseroan masuk rentang Rp 200-Rp 500 yang berarti batas hariannya adalah 25%.
Pada hari kedua hingga hari keempat pencatatan, saham perseroan kembali membukukan ARA atau berarti penguatan yang mendekati 25% secara berturut-turut.
Meskipun demikian, karena nilai pasarnya yang rendah serta nilai saham beredar yang termasuk kecil, volume transaksi perusahaan turut mini yang turut menyebabkan pergerakan sahamnya relatif lebih volatil dibanding saham yang nilai pasarnya dan nilai saham publiknya lebih besar.
Dalam empat hari perdagangan pertamanya di bursa, transaksi saham perseroan hanya Rp 2,95 juta, Rp 1,13 juta, Rp 26,56 juta, dan baru meningkat signifikan menjadi pada hari keempat menjadi Rp 56,04 miliar.
Selain keempat hari pertama, saham produsen kapas merek Wellness tersebut pernah mengalami ARA tiga kali lagi, yaitu 25% pada 25 Oktober, 24,58% pada 1 November, dan 24,47% pada 15 November.
Meskipun sering mengalami ARA< saham perseroan juga pernah menyentuh batas penurunan maksimal harian (auto reject bawah/ARB) yaitu 24,73% pada 11 November.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular