
Wow! Dana kelolaan Reksa Dana Tembus Rp 500 T
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
14 December 2018 19:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana kelolaan (asset under management/AUM) reksa dana di industri pengelolaan investasi menembus level psikologis Rp 500 triliun pada awal Desember, tertinggi sepanjang masa.
Meskipun belum berada di akhir bulan, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan dana kelolaan pada pekan pertama Desember mencapai Rp 503,03 triliun, naik dari posisi akhir November Rp 499,52 triliun.
Jika dibandingkan dengan posisi dana kelolaan akhir Desember 2017, maka kenaikan dana kelolaan reksa dana tersebut mencapai 10,08% dari Rp 456,95 triliun.
Data reksa dana tersebut biasanya dipisahkan dari dana kelolaan dari kontrak pengelolaan dana (KPD) atau pengelolaan dana nasabah secara individual (PDNI), tetapi memasukkan produk dana investasi real estat (DIRE), efek beragun aset (EBA), dana investasi infrastruktur (Dinfra), dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).
Berkaca dari perjalanan industri reksa dana, porsi pertumbuhan terbesar terjadi pada 2002 ketika dana kelolaan meningkat 482,4% menjadi Rp 46,61 triliun dari tahun sebelumnya Rp 8 triliun.
Dari sisi nominal, kenaikan reksa dana tertinggi terjadi pada 2017 ketika naik Rp 117,81 triliun atau 34,74% menjadi Rp 456,95 triliun dari tahun sebelumnya Rp 339,14 triliun.
Kenaikan dana kelolaan didukung menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 19,99% menjadi 6.355 dari 5.296.
Di sisi lain, koreksi dana kelolaan terjadi paling dalam pada 2005, ketika terjadi krisis reksa dana pendapatan tetap.
Amblasnya dana kelolaan terjadi 71,74% atau senilai Rp 74,63 triliun hingga tinggal menjadi Rp 29,4 triliun dari tahun sebelumnya Rp 104,03 triliun.
Krisis tersebut terjadi ketika mulai diberlakukannya peraturan pasar wajar bagi obligasi di dalam reksa dana pendapatan tetap.
Sebelumnya, manajer investasi bebas menentukan harga obligasi yang masuk ke dalam portofolionya.
Berdasarkan dana kelolaan reksa dana saja per November, data OJK menunjukkan AUM terbesar dikelola oleh PT Schroder Investment Management Indonesia Rp 45,84 triliun.
Posisi Schroder Indonesia diikuti oleh PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT Bahana TCW Investment Management, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, dan PT Sinarmas Asset Management.
Setelah itu, ada PT Danareksa Investment Management, PT Syailendra Capital, PT BNP Paribas Investment Partners, dan PT Trimegah Asset Management.
Sumber: OJK
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Desember 2019 IHSG Naik 5%, Jadi Penyelamat Reksa Dana
Meskipun belum berada di akhir bulan, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan dana kelolaan pada pekan pertama Desember mencapai Rp 503,03 triliun, naik dari posisi akhir November Rp 499,52 triliun.
Jika dibandingkan dengan posisi dana kelolaan akhir Desember 2017, maka kenaikan dana kelolaan reksa dana tersebut mencapai 10,08% dari Rp 456,95 triliun.
Berkaca dari perjalanan industri reksa dana, porsi pertumbuhan terbesar terjadi pada 2002 ketika dana kelolaan meningkat 482,4% menjadi Rp 46,61 triliun dari tahun sebelumnya Rp 8 triliun.
Dari sisi nominal, kenaikan reksa dana tertinggi terjadi pada 2017 ketika naik Rp 117,81 triliun atau 34,74% menjadi Rp 456,95 triliun dari tahun sebelumnya Rp 339,14 triliun.
Kenaikan dana kelolaan didukung menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 19,99% menjadi 6.355 dari 5.296.
Di sisi lain, koreksi dana kelolaan terjadi paling dalam pada 2005, ketika terjadi krisis reksa dana pendapatan tetap.
Amblasnya dana kelolaan terjadi 71,74% atau senilai Rp 74,63 triliun hingga tinggal menjadi Rp 29,4 triliun dari tahun sebelumnya Rp 104,03 triliun.
Krisis tersebut terjadi ketika mulai diberlakukannya peraturan pasar wajar bagi obligasi di dalam reksa dana pendapatan tetap.
Sebelumnya, manajer investasi bebas menentukan harga obligasi yang masuk ke dalam portofolionya.
Berdasarkan dana kelolaan reksa dana saja per November, data OJK menunjukkan AUM terbesar dikelola oleh PT Schroder Investment Management Indonesia Rp 45,84 triliun.
Posisi Schroder Indonesia diikuti oleh PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT Bahana TCW Investment Management, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, dan PT Sinarmas Asset Management.
Setelah itu, ada PT Danareksa Investment Management, PT Syailendra Capital, PT BNP Paribas Investment Partners, dan PT Trimegah Asset Management.
Manajer Investasi | Dana kelolaan RD (Rp miliar) |
Schroder Investment Management Indonesia, PT | 45,846 |
Mandiri Manajemen Investasi, PT | 42,382 |
Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT | 39,691 |
Bahana TCW Investment Management, PT | 38,462 |
Manulife Aset Manajemen Indonesia, PT | 28,542 |
Sinarmas Asset Management, PT | 22,917 |
Danareksa Investment Management, PT | 18,076 |
Syailendra Capital, PT | 17,686 |
BNP Paribas Investment Partners, PT | 16,699 |
Trimegah Asset Management, PT | 16,678 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Desember 2019 IHSG Naik 5%, Jadi Penyelamat Reksa Dana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular