BI: Remitansi Bisa Bantu Pulihkan Defisit Current Account
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
14 December 2018 14:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) masih menjadi permasalahan serius bagi Indonesia. Alhasil rupiah terus saja tertekan.
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan salah satu yang bisa menyelamatkan CAD agar tak terlalu melebar adalah dengan meningkatkan remitansi atau pengiriman uang dari luar ke dalam negeri.
"Kita juga prihatin dengan penduduk yang lebih dari 250 juta, itu potensi untuk remitansinya harusnya luar biasa. Kita belum bisa menyerap tenaga kerja, tapi semoga kedepannya cukup besar," kata Deputi Gubernur BI Sugeng di Surabaya di sela gelaran ISEF 2018, Jumat (14/12/2018).
Menurut Sugeng, negara Filipina mencatatkan remitansi hingga US$ 24 miliar. Namun Indonesia sendiri baru US$ 8,8 miliar.
"Jadi ada permasalahan di sisi makro yang perlu pembenahan," katanya.
Pungky Purnomo Wibowo, Kepala Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional BI mengatakan bisnis remitansi di Indonesia perlu didorong melalui sebuah regulasi yang mendukung pelayanan canggih.
"Jadi nanti ke depan juga kita usahakan pengiriman uang itu akan ada platform khusus untuk remitansi. Semuanya tercatat, jadi tidak langsung diterima penerima begitu saja. Nanti semua pakai GPN. Jadi tertib, tercatat di bank," tutur Pungky.
(dru/dru) Next Article Genjot Remitansi, BRI Bukukan Transaksi Rp 218 T
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan salah satu yang bisa menyelamatkan CAD agar tak terlalu melebar adalah dengan meningkatkan remitansi atau pengiriman uang dari luar ke dalam negeri.
"Kita juga prihatin dengan penduduk yang lebih dari 250 juta, itu potensi untuk remitansinya harusnya luar biasa. Kita belum bisa menyerap tenaga kerja, tapi semoga kedepannya cukup besar," kata Deputi Gubernur BI Sugeng di Surabaya di sela gelaran ISEF 2018, Jumat (14/12/2018).
![]() |
Menurut Sugeng, negara Filipina mencatatkan remitansi hingga US$ 24 miliar. Namun Indonesia sendiri baru US$ 8,8 miliar.
"Jadi ada permasalahan di sisi makro yang perlu pembenahan," katanya.
Pungky Purnomo Wibowo, Kepala Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional BI mengatakan bisnis remitansi di Indonesia perlu didorong melalui sebuah regulasi yang mendukung pelayanan canggih.
"Jadi nanti ke depan juga kita usahakan pengiriman uang itu akan ada platform khusus untuk remitansi. Semuanya tercatat, jadi tidak langsung diterima penerima begitu saja. Nanti semua pakai GPN. Jadi tertib, tercatat di bank," tutur Pungky.
(dru/dru) Next Article Genjot Remitansi, BRI Bukukan Transaksi Rp 218 T
Most Popular