Data Ekonomi China Mengecewakan, IHSG Ditransaksikan Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 December 2018 09:31
Pada pukul 9:20 WIB, IHSG ditransaksikan melemah 0,17% ke level 6.166,96.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat tipis 0,01%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan cepat berbalik arah ke zona merah. Pada pukul 9:20 WIB, IHSG ditransaksikan melemah 0,17% ke level 6.166,96.

Nasib IHSG sama dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang melemah: indeks Nikkei turun 1,71%, indeks Shanghai turun 0,39%, indeks Hang Seng turun 1,5%, indeks Strait Times turun 1,25%, dan indeks Kospi turun 1,41%.

Ada 2 kabar buruk yang menekan kinerja bursa saham regional pada hari ini. Pertama, pengetatan yang dilakukan oleh European Central Bank (ECB). Kemarin (13/12/2018), ECB mengumumkan tingkat suku bunga acuan ditahan di level 0%, tidak berubah sejak 2016.

Namun, ECB juga secara resmi mengakhiri program stimulus berupa pembelian surat-surat berharga (quantitative easing) yang selama ini dilakukan guna mendongkrak laju perekonomian Benua Biru.

Celakanya, pengetatan dilakukan kala di saat yang bersamaan ECB merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Benua Biru untuk 2018 dan 2019. Tahun ini, ekonomi Eropa diperkirakan tumbuh 1,9% sementara perkiraan sebelumnya adalah 2%. Kemudian untuk 2019, proyeksi pertumbuhan ekonomi direvisi dari 1,8% menjadi 1,7%.

"Risiko di Eropa masih relatif seimbang. Namun memang ada potensi ke bawah (downside risk) akibat faktor ketegangan geopolitik, proteksionisme, kerentanan di negara-negara berkembang, dan volatilitas di pasar keuangan," kata Gubernur ECB Mario Draghi dalam jumpa pers usai rapat, mengutip Reuters.

DIkhawatirkan, pengetatan yang dilakukan ECB akan menjadi blunder dengan memukul perekonomian Eropa lebih dalam dari yang diperkirakan. Apalagi, ketidakpastian mengenai proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) juga masih lekat menempel perekonomian Eropa.

Kabar buruk yang kedua datang dari rilis data ekonomi di China. Pada pukul 9:00 WIB, pertumbuhan produksi industri diumumkan tumbuh sebesar 5,4% YoY pada bulan November, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 5,9% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.

Kemudian, pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode yang sama diumumkan tumbuh hanya sebesar 8,1% YoY, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 8,8% YoY.

Rilis data ini mengindikasikan bahwa perekonomian China begitu tertekan oleh perang dagang yang selama ini berkecamuk dengan AS. Kemarin siang, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) di China diumumkan terkontraksi sebesar 1,3% YoY hingga bulan November. Capaian ini jauh lebih buruk dari capaian hingga bulan Oktober yakni ekspansi sebesar 3,3% YoY.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dibuka Naik Tipis, IHSG Langsung Putar Balik ke Zona Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular