
Nantikan Rilis Data Ekonomi, Indeks Shanghai Melemah 0,26%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 December 2018 08:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka melemah 0,26% ke level 2.627,28, sementara indeks Hang Seng anjlok 1,15% ke level 26.219.
Perkembangan perang dagang AS-China yang masih oke tak mampu mendongkrak kinerja bursa saham China dan Hong Kong. Beijing menyatakan siap menerima kedatangan delegasi dari Washington kapan saja untuk membahas isu-isu perdagangan.
"Kedua negara terus bertukar pandangan mengenai jadwal dan peta jalan (roadmap) ke depan. Saat ini, AS dan China dalam kontak yang intens. China menerima dengan tangan terbuka apabila perwakilan dari AS datang untuk berkonsultasi, demikian pula China membuka peluang untuk berkunjung ke AS," papar Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, mengutip Reuters.
Gao menambahkan, China juga sudah masuk ke pasar untuk membeli kedelai dari AS. "Kedelai adalah produk yang sangat penting. Permintaan di dalam negeri sangat besar," ujarnya.
Sebelumnya, China dilaporkan sedang melakukan persiapan untuk mengganti program 'Made in China 2025' dengan sebuah program yang akan memberikan akses lebih besar bagi investor asing untuk berpartisipasi dalam perekonomiannya. Seorang sumber mengatakan bahwa program baru itu bisa diperkenalkan pada awal tahun depan, seperti dikutip dari Reuters.
Made in China 2025' merupakan sebuah visi untuk menjadikan Negeri Tirai Bambu sebagai pemain utama industri teknologi tinggi (semikonduktor, robotika, aeronautika, kendaraan ramah lingkungan, dan kecerdasan buatan) guna membuka jalan menuju negara adikuasa pada tahun 2050.
Tidak sekedar jargon, pemerintah mendukung penuh program ini dengan pemberian subsidi. Akibatnya, pemain asing hampir tidak bisa berkompetisi. Administrasi Presiden AS Donald Trump sudah sejak lama mengkritik program ini lantaran dianggap proteksionis.
Pelaku pasar gelisah dalam menantikan rilis data ekonomi di China. Pada pukul 09:00 WIB, pertumbuhan produksi industri dan pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode November akan diumumkan.
Rilis data ini akan memberikan petunjuk mengenai seberapa besar perang dagang dengan AS telah menekan perekonomian China. Kemarin siang, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) di China diumumkan terkontraksi sebesar 1,3% YoY hingga bulan November. Capaian ini jauh lebih buruk dari capaian hingga bulan Oktober yakni ekspansi sebesar 3,3% YoY. Hal ini menunjukkan tekanan yang signifikan bagi perekonomian Negeri Panda, yang salah satunya diakibatkan oleh perang dagang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Yakin AS-China Bakal Damai, Bursa China Menghijau
Perkembangan perang dagang AS-China yang masih oke tak mampu mendongkrak kinerja bursa saham China dan Hong Kong. Beijing menyatakan siap menerima kedatangan delegasi dari Washington kapan saja untuk membahas isu-isu perdagangan.
"Kedua negara terus bertukar pandangan mengenai jadwal dan peta jalan (roadmap) ke depan. Saat ini, AS dan China dalam kontak yang intens. China menerima dengan tangan terbuka apabila perwakilan dari AS datang untuk berkonsultasi, demikian pula China membuka peluang untuk berkunjung ke AS," papar Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, mengutip Reuters.
Sebelumnya, China dilaporkan sedang melakukan persiapan untuk mengganti program 'Made in China 2025' dengan sebuah program yang akan memberikan akses lebih besar bagi investor asing untuk berpartisipasi dalam perekonomiannya. Seorang sumber mengatakan bahwa program baru itu bisa diperkenalkan pada awal tahun depan, seperti dikutip dari Reuters.
Made in China 2025' merupakan sebuah visi untuk menjadikan Negeri Tirai Bambu sebagai pemain utama industri teknologi tinggi (semikonduktor, robotika, aeronautika, kendaraan ramah lingkungan, dan kecerdasan buatan) guna membuka jalan menuju negara adikuasa pada tahun 2050.
Tidak sekedar jargon, pemerintah mendukung penuh program ini dengan pemberian subsidi. Akibatnya, pemain asing hampir tidak bisa berkompetisi. Administrasi Presiden AS Donald Trump sudah sejak lama mengkritik program ini lantaran dianggap proteksionis.
Pelaku pasar gelisah dalam menantikan rilis data ekonomi di China. Pada pukul 09:00 WIB, pertumbuhan produksi industri dan pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode November akan diumumkan.
Rilis data ini akan memberikan petunjuk mengenai seberapa besar perang dagang dengan AS telah menekan perekonomian China. Kemarin siang, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) di China diumumkan terkontraksi sebesar 1,3% YoY hingga bulan November. Capaian ini jauh lebih buruk dari capaian hingga bulan Oktober yakni ekspansi sebesar 3,3% YoY. Hal ini menunjukkan tekanan yang signifikan bagi perekonomian Negeri Panda, yang salah satunya diakibatkan oleh perang dagang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Yakin AS-China Bakal Damai, Bursa China Menghijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular