
Penjelasan BI Kenapa Rupiah Bisa Buat KO Dolar AS
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
13 December 2018 17:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) buka suara mengenai penguatan nilai tukar rupiah terhadapĀ dolar Amerika Serikat (AS) yang kembali berada di bawah Rp 14.500/US$. Rupiah bikin Dolar AS KO alias Knock Out hari ini.
Pada penutupan pasar spot, Kamis (13/12/2018), US$ 1 dihargai Rp 14.490/US$. Rupiah menguat 0,72% dibandingkan penutupan pada perdagangan sehari sebelumnya.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengemukakan, penguatan rupiah yang terjadi pada hari ini tak lepas dari kepercayaan investor terhadap Indonesia.
"Investor asing kembali masuk ke SBN dan saham setelah pasar keuangan global mengalami risk on sebagai respons positif atas dua penggerak pasar," kata Nanang kepada CNBC Indonesia.
Kedua faktor tersebut, pertama adalah respons atas keinginan Presiden China untuk membicarakan kelanjutan dari isu perdagangan, sebagai tindak lanjut dari pertemuan di G20.
"Langkah China yang direspons positif pasar adalah penundaan made in China 2025 initiative yaitu rencana untuk mendominasi produk hi tech di tahun 2025 serta China akan membuka marketnya bagi perusahaan asing, termasuk AS," katanya.
Faktor kedua, adalah pasar yang merespons positif kemenangan Perdana Menteri Inggris yang akhirnya memperoleh 200 suara dalam kelanjutan mosi tidak percaya oleh partai konservatif di parlemen.
"Meski demikian, market melihat tantangan besar meloloskan kesepakatan Brexit di depan parlemen dan dengan Uni Eropa yang terlihat dari jumlah penentangnya di parlemen bertambah," jelasnya.
Nanang menegaskan, penguatan rupiah juga ditopang oleh pelepasan valas oleh perbankan yang berusmber dari pasokan valas investor asing dan eksportir.
(dru) Next Article Menguat Lebih dari 1%, Rupiah Tembus Level 15.620/Dolar AS
Pada penutupan pasar spot, Kamis (13/12/2018), US$ 1 dihargai Rp 14.490/US$. Rupiah menguat 0,72% dibandingkan penutupan pada perdagangan sehari sebelumnya.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengemukakan, penguatan rupiah yang terjadi pada hari ini tak lepas dari kepercayaan investor terhadap Indonesia.
![]() |
"Investor asing kembali masuk ke SBN dan saham setelah pasar keuangan global mengalami risk on sebagai respons positif atas dua penggerak pasar," kata Nanang kepada CNBC Indonesia.
![]() |
Kedua faktor tersebut, pertama adalah respons atas keinginan Presiden China untuk membicarakan kelanjutan dari isu perdagangan, sebagai tindak lanjut dari pertemuan di G20.
"Langkah China yang direspons positif pasar adalah penundaan made in China 2025 initiative yaitu rencana untuk mendominasi produk hi tech di tahun 2025 serta China akan membuka marketnya bagi perusahaan asing, termasuk AS," katanya.
Faktor kedua, adalah pasar yang merespons positif kemenangan Perdana Menteri Inggris yang akhirnya memperoleh 200 suara dalam kelanjutan mosi tidak percaya oleh partai konservatif di parlemen.
"Meski demikian, market melihat tantangan besar meloloskan kesepakatan Brexit di depan parlemen dan dengan Uni Eropa yang terlihat dari jumlah penentangnya di parlemen bertambah," jelasnya.
Nanang menegaskan, penguatan rupiah juga ditopang oleh pelepasan valas oleh perbankan yang berusmber dari pasokan valas investor asing dan eksportir.
(dru) Next Article Menguat Lebih dari 1%, Rupiah Tembus Level 15.620/Dolar AS
Most Popular