
Kelola Bandara di Filipina, AP II Bisa Kantongi Rp 15 T
Monica Wareza, CNBC Indonesia
13 December 2018 16:45

Jakarta,CNBC Indonesia - PT Angkasa Pura II (Persero) memperkirakan bisa mengantongi Rp 15 triliun untuk operasional Clark International Airport di Manila Filipina dengan masa konsesi 25 tahun. Nilai ini bisa dikantongi jika perusahaan memutuskan untuk menganbil hak operasi penuh.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan masa konsesi tersebut diberikan oleh operator bandara tersebut sepanjang maksimal 25 tahun, tapi berapa lama perusahaan akan beroperasi di sana nanti akan diputuskan setelah perusahaan memperoleh kontrak tersebut.
"Sampai konsesi 25 tahun di sana (Clark Airport) sampai Rp 15 triliun omsetnya, cukup besar karena konsesi kan dan diberikan tergantung kita juga mau dimanfaatkan atau tidak. Tergatung kita juga mau genjot traffic atau gimana," kata Awaluddin di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/12).
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa saat ini perusahaan masih dalam proses tender untuk memperoleh kontrak tersebut. Pengumuman tender ini selambatnya akan diumumkan jelang pperayaan Natal nanti.
Untuk ikut dalam tender tersebut, perusahaan operator bandara yang saat ini Mengelola 15 bandara di seluruh Indonesia telah membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) bersama dengan AirAsia Group dan perusahaan swasta lokal Filipina.
Perusahaan menyetorkan dana sebesar Rp 350 miliar yang setara dengan kepemilikan 35% dari perusahaan tersebut.
Setelah memperoleh kontrak tersebut, nantinya perusahaan akan terlebih dahulu mendapatkan hak untuk mengoperasionalkan bandara yang sudah eksisting saat ini sambil melakukan pembangunan terminal barunya.
Bangun Lagi di Filipina
Awaluddin juga menyebutkan bahwa pihaknya tertarik untuk meningkatkan ekspansi lebih jauh ke dua bandara lainnya di Filipina. Salah satunya adalah Bandar Udara Internasional Francisco Bangoy atau Davao International Airport. Bandara ini memiliki traffic 8 juta kunjungan/tahun, empat kali lebih besar dibanding dengan Clark Airport.
Untuk menggaet dua tender ini, perusahaan juga nantinya akan kembali bekerja sama dengan perusahaan lokal Filipina. "Karena kan persyaratan merka asing hanya boleh 40%, domestik 60%," jelas dia.
Selain Filipina, satu bandara di Thailand juga menarik perhatian perusahaan. Di awal tahun ini operator bandara tersebut baru akan melakukan pre qualification untuk calon partner nanti.
[Gambas:Video CNBC]
(hps) Next Article AP II Terbitkan Obligasi Rp 750 M, Kupon 8,65%-8,85%
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan masa konsesi tersebut diberikan oleh operator bandara tersebut sepanjang maksimal 25 tahun, tapi berapa lama perusahaan akan beroperasi di sana nanti akan diputuskan setelah perusahaan memperoleh kontrak tersebut.
"Sampai konsesi 25 tahun di sana (Clark Airport) sampai Rp 15 triliun omsetnya, cukup besar karena konsesi kan dan diberikan tergantung kita juga mau dimanfaatkan atau tidak. Tergatung kita juga mau genjot traffic atau gimana," kata Awaluddin di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/12).
Untuk ikut dalam tender tersebut, perusahaan operator bandara yang saat ini Mengelola 15 bandara di seluruh Indonesia telah membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) bersama dengan AirAsia Group dan perusahaan swasta lokal Filipina.
Perusahaan menyetorkan dana sebesar Rp 350 miliar yang setara dengan kepemilikan 35% dari perusahaan tersebut.
Setelah memperoleh kontrak tersebut, nantinya perusahaan akan terlebih dahulu mendapatkan hak untuk mengoperasionalkan bandara yang sudah eksisting saat ini sambil melakukan pembangunan terminal barunya.
Bangun Lagi di Filipina
Awaluddin juga menyebutkan bahwa pihaknya tertarik untuk meningkatkan ekspansi lebih jauh ke dua bandara lainnya di Filipina. Salah satunya adalah Bandar Udara Internasional Francisco Bangoy atau Davao International Airport. Bandara ini memiliki traffic 8 juta kunjungan/tahun, empat kali lebih besar dibanding dengan Clark Airport.
Untuk menggaet dua tender ini, perusahaan juga nantinya akan kembali bekerja sama dengan perusahaan lokal Filipina. "Karena kan persyaratan merka asing hanya boleh 40%, domestik 60%," jelas dia.
Selain Filipina, satu bandara di Thailand juga menarik perhatian perusahaan. Di awal tahun ini operator bandara tersebut baru akan melakukan pre qualification untuk calon partner nanti.
[Gambas:Video CNBC]
(hps) Next Article AP II Terbitkan Obligasi Rp 750 M, Kupon 8,65%-8,85%
Most Popular