
Analisis Teknikal
Sempat Terkoreksi, Mata Uang Ratu Elizabeth Mulai Bangkit
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
12 December 2018 20:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemungutan suara atas mosi tidak percaya atau non-confidence vote terhadap kepemimpinan Perdana Menteri Inggris, Theresa May, resmi diumumkan.
Pengumuman terjadi setelah batas minimum yang dibutuhkan untuk mengadakan pemungutan suara terpenuhi, yaitu 48 surat dari anggota Partai Konservatif.
Pemungutan suara yang menyangkut nasib kepemimpinan May akan digelar hari ini, Rabu (12/12/2018), pukul 18:00-20:00 waktu setempat.
Keputusan anggota Partai Konservatif untuk memakzulkan pimpinannya merupakan bentuk kekecewaan terhadap sikap May yang justru membatalkan pemungutan suara atas kesepakatan Brexit yang sudah disepakati dengan Uni Eropa.
Sejatinya, pemungutan suara tersebut dijadwalkan untuk digelar kemarin, Selasa (11/12/2018).
May mengatakan isu yang terkait dengan backstop di Irlandia Utara masih menjadi kekhawatiran dan dirinya akan kembali menegosiasikan perjanjian yang sudah ada dengan Uni Eropa.
"Saya akan mengadakan perbincangan darurat dengan para pimpinan Uni Eropa untuk mendiskusikan perubahan-perubahan (yang mungkin dilakukan) terkait backstop," papar May.
May kemudian bertolak ke Den Haag untuk bertemu dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan lanjut bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin, sebelum beranjak ke Brussel.
Hasil lawatan tersebut adalah negara-negara Uni Eropa siap membantu Inggris untuk memberi penjelasan dan jaminan mengenai hak-hak Negeri Ratu Elizabeth saat sudah resmi bercerai pada 29 Maret 2019. Namun, pintu renegosiasi tetap tertutup.
Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal terhadap mata uang poundsterling Inggris terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
Saat ini Pound Sterling menguat 0,53% di level 1.2549. Akibat kisruh tersebut, GBP sempat anjlok ke 1.2475 per $US.
Berdasarkan analisa grafik, dalam jangka pendek posisi Pound sterling memang cenderung melemah terhadap dolar AS. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di bawah garis rerata harganya lima hari (moving average/MA5).
Ruang penurunannya nampak terbatas karena telah memasuki area jenuh jual (oversold).
Pound inggris berpotensi mengalami penguatan sementara (technical rebound) terhadap dolar AS, arah yang akan diuji adalah level 1,2696 yang akan dicapai dalam jangka pendek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/wed) Next Article IHSG Cetak Rekor, Perhatikan 4 Saham Ini
Pengumuman terjadi setelah batas minimum yang dibutuhkan untuk mengadakan pemungutan suara terpenuhi, yaitu 48 surat dari anggota Partai Konservatif.
Pemungutan suara yang menyangkut nasib kepemimpinan May akan digelar hari ini, Rabu (12/12/2018), pukul 18:00-20:00 waktu setempat.
Sejatinya, pemungutan suara tersebut dijadwalkan untuk digelar kemarin, Selasa (11/12/2018).
May mengatakan isu yang terkait dengan backstop di Irlandia Utara masih menjadi kekhawatiran dan dirinya akan kembali menegosiasikan perjanjian yang sudah ada dengan Uni Eropa.
"Saya akan mengadakan perbincangan darurat dengan para pimpinan Uni Eropa untuk mendiskusikan perubahan-perubahan (yang mungkin dilakukan) terkait backstop," papar May.
May kemudian bertolak ke Den Haag untuk bertemu dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan lanjut bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin, sebelum beranjak ke Brussel.
Hasil lawatan tersebut adalah negara-negara Uni Eropa siap membantu Inggris untuk memberi penjelasan dan jaminan mengenai hak-hak Negeri Ratu Elizabeth saat sudah resmi bercerai pada 29 Maret 2019. Namun, pintu renegosiasi tetap tertutup.
Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal terhadap mata uang poundsterling Inggris terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
![]() |
Berdasarkan analisa grafik, dalam jangka pendek posisi Pound sterling memang cenderung melemah terhadap dolar AS. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di bawah garis rerata harganya lima hari (moving average/MA5).
Ruang penurunannya nampak terbatas karena telah memasuki area jenuh jual (oversold).
Pound inggris berpotensi mengalami penguatan sementara (technical rebound) terhadap dolar AS, arah yang akan diuji adalah level 1,2696 yang akan dicapai dalam jangka pendek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/wed) Next Article IHSG Cetak Rekor, Perhatikan 4 Saham Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular