
Diburu Pemodal Kakap, Saham Konstruksi Melesat
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
12 December 2018 14:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham dari sektor konstruksi pada perdagangan hari ini mengalami penguatan pada perdagangan hari ini. Investor-investor institusi tampaknya banyak memburu saham-saham dari konstruksi milikĀ Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jelang akhir tahun.
Saham PT PP Tbk (PTPP) naik 7,37% ke level Rp 2.040/saham, lalu saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 5,06% ke level Rp 1.660/saham dan saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik 4,18% ke level harga Rp 1.870/saham.
Terakhir saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga tercatat menguat tajam 3,83% ke level Rp 1.625/saham. Perusahaan dari sektor ini tercatat paling banyak mengerjakan proyek infrastruktur milik pemerintah.
Berdasarkan riset Panin Sekuritas, saham subsektor BUMN Konstruksi catat kenaikan besar di Sesi I. "Alasannya, saham tertinggal besar dari IHSG dan PER menarik. Sebagai BUMN yang "tertinggal" disebut-sebut mulai mengalami Window Dressing (WD)," sebut riset ini.
Secara year to date hingga perdagangan kemarin, sektor infrastruktur, utilisasi dan transportasi tercatat turun 12,82%. Pada awal tahun, saham ini sempat mengalami tekanan karena ketakutan nilai utang yang semakin besar, sehingga dikhawatirkan akan menekan kinerja perusahaan-dari subsektor konstruksi.
(hps/wed) Next Article Holding BUMN Konstruksi Difinalisasi, Saham WIKA Dkk Melesat
Saham PT PP Tbk (PTPP) naik 7,37% ke level Rp 2.040/saham, lalu saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 5,06% ke level Rp 1.660/saham dan saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik 4,18% ke level harga Rp 1.870/saham.
Terakhir saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga tercatat menguat tajam 3,83% ke level Rp 1.625/saham. Perusahaan dari sektor ini tercatat paling banyak mengerjakan proyek infrastruktur milik pemerintah.
Secara year to date hingga perdagangan kemarin, sektor infrastruktur, utilisasi dan transportasi tercatat turun 12,82%. Pada awal tahun, saham ini sempat mengalami tekanan karena ketakutan nilai utang yang semakin besar, sehingga dikhawatirkan akan menekan kinerja perusahaan-dari subsektor konstruksi.
(hps/wed) Next Article Holding BUMN Konstruksi Difinalisasi, Saham WIKA Dkk Melesat
Most Popular