
Dolar AS Sedang Bermasalah, Kok Rupiah Malah Melemah?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 December 2018 14:34

Namun rupiah sulit memanfaatkan situasi ini karena terbeban sentimen domestik. Bank Indonesia (BI) merilis penjualan ritel pada Oktober hanya tumbuh 2,9% year-on-year (YoY). Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 4,8% YoY. Penjualan ritel sudah melambat selama 2 bulan beruntun.
Ini bisa diartikan bahwa masih ada masalah dalam konsumsi dan daya beli rumah tangga. Padahal konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari separuh dalam pembetukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Ketika konsumsi melambat, maka pertumbuhan ekonomi niscaya akan ikut terseret.
Kemudian, risiko ambil untung (profit taking) juga masih menghantui rupiah. Meski hari ini melemah, tetapi dalam sebulan terakhir rupiah masih menguat 1,42% di hadapan dolar AS.
Bagi sebagian investor (terutama asing), angka ini sudah cukup menarik untuk mencairkan cuan. Akibatnya rupiah menjadi rawan terkena aksi jual sehingga risiko depresiasi masih tetap membayangi.
Dua faktor itu membuat aset-aset berbasis rupiah mengalami tekanan jual. Di pasar saham, investor asing mencatatkan jual bersih Rp 454,88 miliar yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,45% pada pukul 14:26 WIB.
Sedangkan di pasar obligasi, aksi pelepasan terlihat dari kenaikan imbal hasil (yield) yang menandakan harga sedang turun. Pada pukul 14:27 WIB, yield obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun melonjak 17,1 basis poin (bps).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Ini bisa diartikan bahwa masih ada masalah dalam konsumsi dan daya beli rumah tangga. Padahal konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari separuh dalam pembetukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Ketika konsumsi melambat, maka pertumbuhan ekonomi niscaya akan ikut terseret.
Kemudian, risiko ambil untung (profit taking) juga masih menghantui rupiah. Meski hari ini melemah, tetapi dalam sebulan terakhir rupiah masih menguat 1,42% di hadapan dolar AS.
Dua faktor itu membuat aset-aset berbasis rupiah mengalami tekanan jual. Di pasar saham, investor asing mencatatkan jual bersih Rp 454,88 miliar yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,45% pada pukul 14:26 WIB.
Sedangkan di pasar obligasi, aksi pelepasan terlihat dari kenaikan imbal hasil (yield) yang menandakan harga sedang turun. Pada pukul 14:27 WIB, yield obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun melonjak 17,1 basis poin (bps).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular