
Seperti Ini Ramalan Pergerakan Rupiah di Desember 2018
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
08 December 2018 13:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang bulan ini diperkirakan akan tetap stabil, bergerak di kisaran Rp 14.200/US$ - Rp 14.500/US$ dengan satu catatan penting.
Demikian riset Bahana Sekuritas, yang dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (8/12/2018). Riset tersebut menyebutkan, kestabilan rupiah akan ditentukan apabila harga minyak dunia tidak terfluktuasi.
"Kami memperkirakan rupiah akan stabil pad Rp 14.200/US$ - Rp 14.500/US$ pada Desember," kata Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro.
"Tekanan kepada rupiah akan tetap dapat dikelola dalam beberapa minggu mendatang, meskipun BI harus waspada karena biasanya permintaan dolar akan meningkat pada Desember," jelasnya.
Menurut Satria, tingginya kebutuhan greenback di akhir tahun tak lepas dari kecenderungan permintaan impor serta pembayaran utang yang dilakukan korporasi di akhir tahun.
Meski demikian, Satria mengaku cukup optimistis cadangan devisa di akhir tahun akan meningkat, seiring dengan keberhasilan pemerintah menerbitkan global bond sebesar US$ 3 miliar untuk mendanai APBN tahun depan.
"Selain itu, dari bank sentral yang sudah menyerap US$ 1,63 miliar dari operasi moneter yang sudah dilakukan per 6 Desember," jelasnya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2018 mencapai US$ 117,2 miliar atau naik US$ 2 miliar dibandingkan bulan lalu yang hanya US$ 115,2 miliar.
(dru) Next Article Menguat Lebih dari 1%, Rupiah Tembus Level 15.620/Dolar AS
Demikian riset Bahana Sekuritas, yang dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (8/12/2018). Riset tersebut menyebutkan, kestabilan rupiah akan ditentukan apabila harga minyak dunia tidak terfluktuasi.
"Kami memperkirakan rupiah akan stabil pad Rp 14.200/US$ - Rp 14.500/US$ pada Desember," kata Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro.
![]() |
Menurut Satria, tingginya kebutuhan greenback di akhir tahun tak lepas dari kecenderungan permintaan impor serta pembayaran utang yang dilakukan korporasi di akhir tahun.
Meski demikian, Satria mengaku cukup optimistis cadangan devisa di akhir tahun akan meningkat, seiring dengan keberhasilan pemerintah menerbitkan global bond sebesar US$ 3 miliar untuk mendanai APBN tahun depan.
"Selain itu, dari bank sentral yang sudah menyerap US$ 1,63 miliar dari operasi moneter yang sudah dilakukan per 6 Desember," jelasnya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2018 mencapai US$ 117,2 miliar atau naik US$ 2 miliar dibandingkan bulan lalu yang hanya US$ 115,2 miliar.
(dru) Next Article Menguat Lebih dari 1%, Rupiah Tembus Level 15.620/Dolar AS
Most Popular