
Analisis Teknikal
Babak I IHSG Unggul 0,33%, Babak II Masih Bisa Menguat
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
07 December 2018 12:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri babak pertama dengan menguat 0,33% ke level 6.135. Penguatan IHSG dipengaruhi sikap The Federal Reserve yang cenderung wait-and-see terkait kebijakan kenaikan suku bunga acuan pada bulan ini.
Sentimen positif di tengah kekhawatiran akan gejolak ekonomi AS tersebut, membuat bursa Asia masih menghijau. Nikkei 225 naik 0,59%, Shanghai positif 0,08%, Kospi plus 0,48% dan Hang Seng juga menguat 0,27%.
Aura menahan suku bunga yang sering disebut dovish tersebut menebarkan angin segar hingga rupiah naik 0,34% ke level Rp 14.465 per US$ 1, di pasar spot hingga pukul 10:00 WIB.
Namun demikian, sektor keuangan yang seharusnya positif justru tertekan sebanyak 0,21%. Lagi-lagi karena "ulah" investor asing yang menjual saham perbankan buku IV. BCA dijual paling banyak Rp 106 miliar, BBNI dilego Rp 61 miliar, BBRI dilepas Rp 30 miliar.
Untungnya sektor konsumer yang kapitalisasinya cukup besar menguat sebesar 0,93%, dan mendorong IHSG untuk bergerak di zona hijau. Rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menggembirakan oleh Bank Indonesia (BI) kemarin, menjadi pemicu utamanya.
IKK November 2018 tercatat mengalami kenaikan 2,94%, dan secara tahunan (year-on-year/YoY) naik tipis 0,49%.
Lalu, kemana arah IHSG pada sesi dua akan bergerak? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Secara teknikal, IHSG membentuk grafik short white candle. Pola tersebut menggambarkan arah kenaikan, meski kurang terlalu kuat.
Berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA), indeks kembali bergerak di atas rerata garis harganya selama lima hari (MA5), hal ini menimbulkan asumsi bahwa indeks gabungan mulai menuju arah penguatan dengan potensi mengakhiri perdagangan di zona hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Sentimen positif di tengah kekhawatiran akan gejolak ekonomi AS tersebut, membuat bursa Asia masih menghijau. Nikkei 225 naik 0,59%, Shanghai positif 0,08%, Kospi plus 0,48% dan Hang Seng juga menguat 0,27%.
Aura menahan suku bunga yang sering disebut dovish tersebut menebarkan angin segar hingga rupiah naik 0,34% ke level Rp 14.465 per US$ 1, di pasar spot hingga pukul 10:00 WIB.
IKK November 2018 tercatat mengalami kenaikan 2,94%, dan secara tahunan (year-on-year/YoY) naik tipis 0,49%.
Lalu, kemana arah IHSG pada sesi dua akan bergerak? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA), indeks kembali bergerak di atas rerata garis harganya selama lima hari (MA5), hal ini menimbulkan asumsi bahwa indeks gabungan mulai menuju arah penguatan dengan potensi mengakhiri perdagangan di zona hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Most Popular