Dolar AS Masih Kuat, Rupiah Terlemah (Lagi) di Asia

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 December 2018 09:12
Ekspektasi Resesi Bawa Dolar AS Menguat
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dolar AS masih perkasa seiring dengan pasar obligasi AS yang masih mengindikasikan terjadinya resesi. Pada pagi hari ini, spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun adalah sebesar 2 bps alias masih terjadi inversi.

Dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS (1990, 2001, dan 2007), selalu terjadi inversi pada spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun. Melansir CNBC International yang mengutip Bespoke, dalam 3 resesi terakhir, inversi pertama spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun terjadi rata-rata 26,3 bulan sebelum resesi dimulai.

Namun, yang benar-benar meresahkan sebenarnya bukan itu saja. Dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS, selalu terjadi inversi pada spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun. Kajian dari Bespoke menunjukkan bahwa inversi pada kedua tenor ini terjadi rata-rata 89 hari setelah inversi pertama pada obligasi tenor 3 dan 5 tahun.

Lantas, pergerakan spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun menjadi sangat penting untuk diamati. Pasalnya, konfirmasi datang atau tidaknya resesi bisa berasal dari situ. Ketika inversi terjadi, kemungkinan besar resesi akan datang.

Celakanya, spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun terus saja menipis, walaupun angkanya masih positif (inversi belum terjadi). Per awal bulan lalu, nilainya adalah sebesar 82 bps. Saat ini, nilainya tersisa 48 bps saja. Posisi pada pagi hari ini juga menipis dibandingkan posisi per 4 Desember yang sebesar 50 bps.

Kala perekonomian AS mengalami resesi, tentu negara-negara Asia akan merasakan dampaknya. Akibatnya, mata uang dan pasar saham mengalami tekanan jual seperti yang kita lihat saat ini.

Sejatinya, AS menjadi pihak yang paling dirugikan ketika resesi terjadi disana. Saham-saham di Wall Street dan dolar AS akan dilepas investor.

Namun, mengingat kini resesi belum benar-benar terjadi (bahkan belum ‘dikonfirmasi’ oleh inversi spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun), dolar AS selaku safe haven masih diburu oleh investor.

Ketika resesi memang benar-benar terjadi nantinya, saham-saham di Wall Street dan dolar AS akan dilepas dan investor akan beralih memeluk emas yang juga merupakan safe haven. Hal ini terjadi pada krisis subprime mortgage tahun 2007-2009. (ank/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular