Analisis Teknikal

Bursa AS 'Kebakaran', IHSG Berpotensi Koreksi

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
05 December 2018 08:36
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren positif awal bulan Desember, pada perdagangan Selasa (3/12/2018).
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren positif awal bulan Desember, pada perdagangan Selasa (4/12/2018). Indeks tercatat menguat 0,56% ke level 6.152 mengikuti bursa wallstreet Amerika Serikat (AS) yang menghijau.

Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan cenderung melemah, dengan rentang pergerakannya antara 6.160 hingga 6.082. Potensi pelemahan kami dasarkan kepada perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.


Dari pergerakan bursa global, tiga indeks utama Wall Street kembali jatuh berguguran. Dow Jones Industrial Average (DJIA) berakhir dengan kemerosotan 3,1%, S&P 500 anjlok 3,24%, dan Nasdaq Composite terpental 3,8%.

Bursa utama AS tersebut mengalami penurunan sangat tajam sejak  Oktober karena investor khawatir tentang fenomena pasar obligasi yang menunjukan perlambatan ekonomi. Kekhawatiran seputar perang dagang AS-Cina yang hanya berhenti tiga bulan juga menambah kegelisahan di Wall Street.

Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS jangka waktu tiga tahun melampaui lima tahun. Ketika inversi dari kurva yield tersebut terjadi - imbal hasil surat utang jangka pendek berada di atas suku bunga jangka panjang - sehingga potensi akan resesi dapat terjadi.


Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat 0,57% ke level 6.152, pada perdagangan kemarin Selasa (4/12/2018)Saham-saham berkapitalisasi besar menjadi motor penggerak utama kemarin.

Sektor keuangan menguat 0,75% dan memimpin kenaikan IHSG dengan sumbangan 41 poin.SahamBBCA yang kemarin terkoreksi hari ini menguat 1,55%kelevel 26.200.

Sektor lain yang melaju kencang yaitu infrastruktur, dengan sumbangan 30 poin bagi penguatan IHSG. TLKM menguat 2,16% karena investor asing mulai masuk kembali ke saham tersebut dengan pembelian Rp 43 miliar.
Kemudian ada sektor industri dasar dengan sumbangan 27 poin. Sektor tersebut menguat 1,66% karena didorong saham bubur kertas dan pakan ternak. INKP meroket 10,23%, CPIN loncat 3,33%, TKIM terbang 4,88% dan JPFA terangkat 5,44%.

Lalu, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Berikut analisis pergerakan IHSG menggunakan analisis secara teknikal.
Sumber: Revinitif
Meskipun indeks masih dalam jalur penguatan jangka pendek, yang bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5). Namun potensi koreksi menghantui.

Hal ini dapat dilihat dari indikator teknikal stochastic slow, indeks saham gabungan berada pada posisi jenuh beli (overbought) artinya level saat ini dianggap sedikit tinggi. 

Tim Riset memandang IHSG akan bergerak terkoreksi karena pengaruh bursa AS, secara teknikal level tersebut juga rawan akan aksi ambil untung (profit taking).

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]



(yam/roy) Next Article Nasib IHSG Tak Lebih Baik, Tertekan & Keluar dari 6.400

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular