
Penggemar Minuman Soda Turun, Industri Mamin Hanya Tumbuh 9%
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
03 December 2018 19:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) memproyeksi pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) tahun ini kemungkinan berada di kisaran 8-9%, di bawah target yang dipatok asosiasi di awal tahun lebih dari 10%.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman menjelaskan, revisi target tersebut karena setidaknya dua hal, yakni penjualan industri minuman yang melambat dan daya beli yang menurun di kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Adhi mengatakan, industri minuman, khususnya minuman ringan seperti minuman bersoda di tahun ini tumbuh melambat, hanya 1-2% dibanding tahun-tahun sebelumnya karena perubahan pola konsumsi masyarakat terkait kesehatan.
"Di samping itu, AMDK [air minum dalam kemasan] juga sempat melambat, mungkin karena beberapa konsumen bawa tumbler sendiri. Ada beberapa survei yang lumayan menggelitik juga, ternyata orang sekarang ingin berhemat beli 1 botol untuk berdua di tempat makan. Jadi ada tren ke situ, lebih pada consumer behaviour," jelas Adhi, Senin (3/12/2018).
Selain itu, pihaknya juga mencatat terjadinya penurunan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya makanan pokok seperti mie instan.
"Padahal ini hampir menjadi basic food. Harga komoditas yang turun mempengaruhi daya beli masyarakat menengah ke bawah ini," ujarnya.
Kendati demikian, Adhi mengaku secara umum penjualan industri makanan olahan seperti bumbu, susu, minyak goreng, dan tepung premix meningkat luar biasa.
"Bakery dan biskuit juga. Makanya, saya tetap optimis penjualan naik secara umum di tahun ini karena masyarakat menengah ke atas tetap mampu konsumsi," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(hps) Next Article Mayora Jualan Kopi Hingga Rusia & Laris Manis
Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman menjelaskan, revisi target tersebut karena setidaknya dua hal, yakni penjualan industri minuman yang melambat dan daya beli yang menurun di kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Adhi mengatakan, industri minuman, khususnya minuman ringan seperti minuman bersoda di tahun ini tumbuh melambat, hanya 1-2% dibanding tahun-tahun sebelumnya karena perubahan pola konsumsi masyarakat terkait kesehatan.
"Di samping itu, AMDK [air minum dalam kemasan] juga sempat melambat, mungkin karena beberapa konsumen bawa tumbler sendiri. Ada beberapa survei yang lumayan menggelitik juga, ternyata orang sekarang ingin berhemat beli 1 botol untuk berdua di tempat makan. Jadi ada tren ke situ, lebih pada consumer behaviour," jelas Adhi, Senin (3/12/2018).
"Padahal ini hampir menjadi basic food. Harga komoditas yang turun mempengaruhi daya beli masyarakat menengah ke bawah ini," ujarnya.
Kendati demikian, Adhi mengaku secara umum penjualan industri makanan olahan seperti bumbu, susu, minyak goreng, dan tepung premix meningkat luar biasa.
"Bakery dan biskuit juga. Makanya, saya tetap optimis penjualan naik secara umum di tahun ini karena masyarakat menengah ke atas tetap mampu konsumsi," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(hps) Next Article Mayora Jualan Kopi Hingga Rusia & Laris Manis
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular