Rupiah Turun Peringkat ke Posisi 4 Klasemen Mata Uang Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 December 2018 14:26
Rupiah Kian Tertinggal
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Kenaikan harga minyak bukan berita baik buat rupiah. Pasalnya Indonesia adalah negara net importir migas. Saat harga minyak naik, maka biaya impor migas akan membengkak sehingga semakin membebani transaksi berjalan (current account). 

Transaksi berjalan menggambarkan pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Devisa dari sektor ini lebih bertahan lama (sustainable) ketimbang portofolio di pasar keuangan alias hot money.

Oleh karena itu, transaksi berjalan akan sangat menentukan nasib nilai tukar sebuah mata uang. Kala transaksi berjalan Indonesia defisit, dan defisitnya semakin dalam akibat kenaikan biaya impor migas, maka fundamental rupiah tentu akan terancam. Jadi, kenaikan harga minyak menjadi sentimen yang memberatkan laju mata uang Tanah Air. 

Akibat rupiah yang seakan 'dipaku' ini, mata uang Asia lainnya mampu memperlebar jarak. Yuan China dan won Korea Selatan, misalnya, sudah menguat di kisaran 0,8%. Bahkan penguatan baht Thailand sudah mengungguli rupiah, yang kini turun satu peringkat ke posisi 4 klasemen mata uang Asia.

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 14:08 WIB: 



TIM RISET CNBC INDONESIA 

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular