Terkena Aksi Ambil Untung, Dow Jones Akan Anjlok 103 Poin

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 November 2018 20:14
Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini.
Foto: Ekspresi Trader di lantai di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 103 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 13 dan 44 poin.

Aksi ambil untung akan melanda Wall Street pada perdagangan hari ini. Maklum saja, pada perdagangan kemarin (28/11/2018), penguatannya sudah begitu signifikan: Dow Jones meroket 2,5%, S&P 500 melesat 2,29%, dan Nasdaq melejit 2,95%.

Kemarin, Wall Street bersuka cita mendengar pernyataan dovish dari Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell. Powell menyebut bahwa suku bunga acuan sudah sangat dekat dengan posisi netral, yaitu tidak mendukung pertumbuhan ekonomi maupun mengeremnya. Komentar ini jauh berubah dibandingkan pada awal Oktober, di mana Powell mengatakan suku bunga acuan masih jauh dari netral.

"Suku bunga acuan masih rendah berdasarkan standar historis, dan berada sedikit di bawah rentang estimasi yang netral," ucap Powell, mengutip Reuters.

Pernyataan Powell diartikan sebagai sinyal bahwa The Fed mungkin akan mengurangi kadar kenaikan suku bunga acuan. Sebagai informasi, The Fed memproyeksikan akan ada sekali lagi kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini, yakni pada bulan Desember. Untuk tahun depan, normalisasi diproyeksikan sebanyak 3 kali.

Kemudian, ada optimisme terkait kesepakatan dagang antara AS dengan China. Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyatakan bahwa ada kemungkinan Washington dan Beijing akan mencapai kesepakatan yang signifikan kala Presiden AS Donald Trump bertemu Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan ini.

"Ada kemungkinan yang cukup besar kami akan mencapai kesepakatan. Beliau (Trump) terbuka untuk itu," kata Kudlow, mengutip Reuters.

Sebelumnya, Trump sempat mengatakan bahwa dirinya sudah bersiap-siap untuk mengenakan bea masuk baru bagi US$ 267 miliar produk China lainnya jika pertemuan dengan Presiden Xi tak membuahkan kesepakatan, seperti dikutip dari Bloomberg yang melansir publikasi Wall Street Journal. Menurut Trump, besaran bea masuknya bisa 10% atau 25%.

Komentar Kudlow lantas menebar optimisme bahwa peluang tercapainya kesepakatan dagang masih ada.

Sejauh ini, perang dagang yang berkecamuk antar kedua negara terlihat sudah menyakiti perekonomian masing-masing. Belum lama ini, laba dari perusahaan-perusahaan industri di China diumumkan tumbuh sebesar 13,6% YoY selama 10 bulan pertama tahun ini, turun dari capaian hingga September 2018 yang sebesar 14,7% YoY, seperti dikutip dari Trading Economics.

Kemudian di AS, pembacaan awal untuk data Manufacturing PMI periode November 2018 versi Markit diumumkan sebesar 55,4, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 55,8, seperti dikutip dari Forex Factory.

Jika kedua negara pada akhirnya bisa menyelesaikan konflik dagang yang selama ini terjadi, maka laju perekonomian dunia bisa semakin didorong ke atas.

Namun apa mau dikata, penguatan yang sudah terlampau signifikan membuat investor tergiur untuk mencairkan cuan yang sudah didapat. Apalagi, Wall Street tak hanya kemarin saja menguat. Terhitung semenjak 26 November 2018 hingga penutupan perdagangan kemarin, indeks S&P 500 sudah memberikan imbal hasil sebesar 4,23%.

Pada pukul 20:30 WIB, angka klaim tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 24 November 2018 akan diumumkan, bersamaan dengan data pertumbuhan pendapatan dan belanja konsumen periode Oktober 2018.

Pada pukul 02:00 WIB (30/11/2018), The Fed dijadwalkan merilis notulensi hasil rapat (minutes of meeting) edisi November 2018. Pada pertemuan itu, suku bunga acuan ditahan di level 2-2,25%. Namun, biasanya minutes of meeting menyajikan informasi penting seputar arah kebijakan moneter The Fed kedepannya.

Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(ank/roy) Next Article Bursa AS Anjlok, Menanti Rilis Laba Perusahaan Raksasa Tech

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular