Menguat 1,27%, Rupiah Bak Sepeda Fixie

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 November 2018 10:37
Menguat 1,27%, Rupiah Bak Sepeda Fixie
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan menguat lumayan tajam. Di pasar spot, rupiah pun menguat signifikan. 

Pada Kamis (29/11/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.408. Rupiah menguat 0,87% dibandingkan posisi sehari sebelumnya.  

Di kurs acuan, rupiah mencapai posisi terkuat sejak 18 Juli. Namun sejak awal tahun, rupiah masih anjlok 6,39%. 

 

Di pasar spot, rupiah pun melesat. Pada pukul 10:33 WIB, US$ 1 ditransaksikan Rp 14.340 di mana rupiah menguat 1,27%. Rupiah pun menyentuh titik terkuatnya sejak 4 Juli. 

Kemarin rupiah nelangsa karena menjadi mata uang terlemah kedua di Asia. Namun saat ini nasib rupiah berbalik dan jadi mata uang dengan penguatan terbaik di Benua Kuning. 


Mayoritas mata uang Asia memang menguat di hadapan greenback. Namun dengan penguatan di kisaran 1%, rupiah mampu menjadi yang terkuat. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 10:35 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar AS sedang tidak menarik di mata investor. Gara-garanya adalah pernyataan Jerome 'Jay' Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed, yang menyebut suku bunga acuan Negeri Paman Sam sudah mendekati level netral. Artinya suku bunga sudah hampir tidak menjadi alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi atau meredamnya. 

Pernyataan Powell diartikan pelaku pasar bahwa The Fed mulai mempertimbangkan untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga acuan. Sebab suku bunga acuan sedikit lagi sudah tidak bisa dijadikan instrumen untuk memperlambat laju pertumbuhan ekonomi demi menghindari overheating


Perkembangan ini membuat dolar AS lemah lunglai. Tanpa sentimen kenaikan suku bunga acuan, dolar AS menjadi kurang seksi. Akibatnya mata uang Negeri Adidaya mengalami tekanan jual dan arus modal mengalir ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.  

Faktor lain yang melesatkan rupiah adalah aura damai AS-China yang semakin terasa. Rencananya Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan berdialog di sela-sela KTT G20 di Argentina akhir bulan ini. 

Harapan keduanya akan mencapai kesepakatan semakin besar. Presiden Xi menyatakan China siap untuk lebih membuka diri terhadap perekonomian global, sesuatu yang dituntut oleh Trump. 

"China akan terus berupaya untuk membuka diri, bahkan lebih dari apa yang dilakukan sekarang. China akan membuka akses kepada pasar, investasi, dan perlindungan terhadap kekayaan intelektual," tegas Xi di depa parlemen Negeri Tirai Bambu, dikutip dari Reuters. 

Jika Beijing berhasil meyakinkan Washington soal keterbukaan ekonomi ini, maka bukan tidak mungkin pertemuan di Buenos Aires akan menelurkan hasil yang signifikan. Bahkan pelaku pasar berharap perang dagang AS-China yang berkobar sejak awal tahun bakal berganti menjadi damai dagang. 

Sentimen global yang begitu positif membuat rupiah melaju seperti sepeda fixed gear alias fixie. Tidak ada remnya... 


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular