The Fed + Profit Taking = Rupiah Terlemah Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 November 2018 12:40
Faktor Eksternal dan Domestik Bebani Rupiah
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Dolar AS memang sedang sulit dilawan, karena menguat secara global. Pada pukul 12:09 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) masih menguat meski tipis di 0,01%. 

Investor memilih dolar AS selagi menunggu dua momen penting yang melibatkan The Federal Reserve/The Fed. Pertama adalah pidato Jerome 'Jay' Powell, Gubernur The Fed, dalam acara The Federal Reserve's Framework for Monitoring Financial Stability di New York. 

Pelaku pasar ingin mencari petunjuk langsung dari sang The Fed-1 mengenai arah kebijakan moneter ke depan. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan tiga kali pada 2019. Namun untuk kenaikan ketiga, suara pelaku pasar masih terbelah sehingga masih ada kemungkinan Federal Funds Rate hanya naik dua kali. 

Selain mencari petunjuk dari pidato Powell, pelaku pasar juga mencermati momen kedua yaitu notulensi hasil rapat (minutes of meeting) The Fed edisi November 2018. Komite pengambil kebijakan The Fed, Federal Open Market Committee (FOMC), memang memutuskan suku bunga acuan ditahan 2-2,25%. Akan tetapi, ya itu tadi, investor ingin mencari kejelasan soal arah kebijakan moneter pada 2019. 

Sembari menantikan dua momen tersebut, investor condong merapat ke dolar AS. Mata uang negara-negara berkembang mengalami tekanan jual, termasuk rupiah. 

Sementara dari dalam negeri, ada juga sentimen yang membebani rupiah. Harus diakui bahwa penguatan rupiah akhir-akhir ini sudah cukup tajam. Dalam sebulan terakhir, rupiah menguat 4,53%.   

 

Penguatan ini mungkin dirasakan oleh beberapa investor sudah cukup tajam. Hasilnya adalah pelaku pasar mulai mencairkan keuntungan yang sudah didapat dalam sebulan ini. Rupiah pun mengalami tekanan jual akibat aksi profit taking.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular