Mau di Kurs Acuan, di Pasar Spot, Rupiah Sama-sama Lemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 November 2018 10:38
Arus Modal Tersedot ke AS
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Tidak hanya di Asia, dolar AS memang sedang menguat secara global. Pada pukul 10:15 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,01%. 

Investor menantikan pidato Jerome 'Jay' Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed, dalam acara The Federal Reserve's Framework for Monitoring Financial Stability di New York. Sebelumnya, Wakil Gubernur The Fed Richard Clarida memberi komentar yang bernada hati-hati seputar prospek kenaikan suku bunga acuan ke depan. 


"Dalam tahapan siklus suku bunga seperti sekarang, saya meyakini akan sangat penting untuk melihat berbagai data. Risiko semakin simetris," tutur Clarida, dikutip dari Reuters. 

Kalimat-kalimat tersebut bisa diartikan bahwa The Fed akan sangat berhati-hati dalam menaikkan Federal Funds Rate. Agresivitas kenaikan suku bunga menjadi penuh tanda tanya. Apakah The Fed masih akan menaikkan suku bunga tiga kali pada 2019, atau bisa kurang dari itu?   

Namun investor masih yakin bahwa Powell akan menegaskan kembali bahwa kenaikan suku bunga secara bertahap adalah kebijakan yang masuk akan untuk ditempuh. Pasalnya, secara umum ekonomi Negeri Paman Sam masih ekspansif sehingga perlu 'dikawal' agar tidak terjadi overheating

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin pada rapat 19 Desember adalah 79,2%. Naik dibandingkan seminggu lalu yaitu 72,3%. Oleh karena itu, dolar AS mendapat energi untuk menguat pada hari ini.  

Kenaikan suku bunga acuan akan menaikkan imbalan berinvestasi di AS sehingga semakin menarik. Arus modal pun kembali tersedot ke Negeri Adidaya dan menguatkan greenback di hadapan berbagai mata uang, termasuk rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular