4 Faktor Global Ini Diprediksi Akhiri Reli Harga SUN

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
28 November 2018 10:14
SUN diprediksi bervariasi hari ini dengan kecenderungan melemah
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar memprediksi harga surat utang negara (SUN) rupiah hari ini akan bervariasi dengan kecenderungan melemah karena tekanan empat faktor negatif dari tingkat global. 

"Pertama, pernyataan cenderung bias Wakil Gubernur The Fed, Richard Clarida, yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga acuan The Fed (FFR) telah mendekati level netralnya namun tetap mengindikasikan perlunya kontinuitas normalisasi FFR," ujar Analis Fixed Income PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono dalam risetnya pagi ini (28/11/18). 

Kedua, lanjutnya, adalah ketidakpastian terkait dengan isu perang dagang utamanya antara AS dengan Tiongkok setelah Trump mengindikasikan kecilnya kemungkinan untuk menunda kenaikan tarif impor produk Tiongkok senilai $200 miliar dari 10% ke kisaran 20%.  

Dia mengatakan faktor ketiga adalah dari perkembangan Brexit di mana terdapat pertentangan dari Parlemen Inggris terkait draft kesepakatan Brexit meski sebelumnya draft perjanjian tersebut sudah disepakati oleh Parlemen UE.  

Hal tersebut, tuturnya, pada akhirnya memicu melemahnya mata uang Poundsterling sebesar 0,50% terhadap dolar AS ke level £0,78.  

Sentimen negatif global terakhir, lanjut Dhian, berasal dari perkembangan rancangan APBN Italia 2019 di mana update terakhir menunjukkan bahwa pemerintah Italia akan tetap menjalankan rencana fiskal ekspansif di tahun 2019 sekaligus mengeliminir indikasi adanya pemotongan target defisit fiskal di tahun 2019 yang pada akhirnya membuat Euro terdepresiasi terhadap dolar AS sebesar 0,36% ke level €0,89.  

"Bauran sentimen negatif global tersebut, membuat CBOE Volatility Index (VIX) naik tipis sebesar 0,63% ke level 19,02 poin sedangkan indeks dolar AS meningkat ke kisaran 97,37 poin (sebelumnya 97,07)."  

Sementara itu, yield US Treasury khususnya tenor 10 tahun relatif stagnan di kisaran 3,06% (sebelumnya 3,05%). 

Dengan faktor itu dan di tengah tren penurunan yield surat berharga negara (SBN) secara umum serta merespon tren penurunan harga minyak mentah dunia, kami merekomendasikan investor untuk membeli seri-seri likuid. Seri likuid yang dimaksud Dhian seperti FR0063, FR0064, FR0065, FR0077, FR0078, dan FR0075.  

Sementara untuk beberapa seri yang tidak terlalu likuid namun yield yang ditawarkan masih menarik untuk dikoleksi diantaranya FR0052, FR0073, FR0074, FR0067, dan FR0076. 

Pada riset terpisah, Associate Director PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Maximilianus Nicodemus turut memprediksi harga SUN akan dibuka terkoreksi dengan potensi terbatas hingga akhir perdagangan.  

"Potensi pelemahan ini datang dari "memang sudah waktunya" untuk mengalami pelemahan yang didukung oleh komentar dari Presiden Trump yang menyatakan bahwa Amerika memiliki kemungkinan akan terus maju dengan kenaikkan tarif pada $200 miliar barang barang China menjadi 25% dari sebelumnya 10%." 

Berikut ini pasar obligasi domestik posisi negara berkembang dan negara maju. 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 27 Nov 2018 (%)Yield 28 Nov 2018 (%)Selisih (basis poin)
Brasil10.210.12-8.00
China3.4493.432-1.70
Jerman0.3580.343-1.50
Perancis0.7370.722-1.50
Inggris 1.4121.379-3.30
India7.7317.7340.30
Italia3.2723.3043.20
Jepang0.090.089-0.10
Malaysia4.1684.167-0.10
Filipina7.1687.098-7.00
Rusia8.98.85-5.00
Singapura2.4032.398-0.50
Thailand2.652.661.00
Turki15.9516.0813.00
Amerika Serikat3.0553.0570.20
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/gus) Next Article Perdana 2022! Indonesia Jual Surat Utang Valas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular