
Cyber Monday Cetak Rekor, Dow Jones akan Anjlok 147 Poin
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 November 2018 21:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 147 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 16 dan 56 poin.
Pesatnya penjualan pada gelaran Cyber Monday membawa petaka bagi Wall Street. Data dari Adobe Analytics menunjukkan total penjualan mencapai US$ 7,9 miliar dan mengukir sebuah rekor yang baru, seperti dikutip dari CNBC International.
Capaian pada Cyber Monday tahun ini tumbuh hingga 19,3% dibandingkan capaian tahun 2017. Amazon yang merupakan salah satu peritel yang ikut ambil bagian mengatakan perusahaan membukukan penjualan harian terbesar sepanjang sejarahnya pada Cyber Monday tahun ini.
Perusahaan besutan Jeff Bezos itu mengungkapkan sebanyak lebih dari 18 juta mainan dan lebih dari 13 juta barang-barang fashion berhasil dijual dalam gelaran Black Friday dan Cyber Monday.
Pesatnya penjualan pada Cyber Monday lantas memberi indikasi konsumsi masyarakat AS masih sangat kuat. Mengingat konsumsi rumah tangga berkontribusi lebih dari setengah terhadap perekonomian AS, pertumbuhan ekonomi di AS nampaknya masih cukup baik pada kuartal-IV ini.
Pada akhirnya, persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve pada akhir tahun kian mencuat. Mengutip situs resmi CME Group, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 26 November 2018, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan bunga acuan.
Besarannya, yaitu sebanyak 25 bps pada bulan Desember adalah sebesar 79,2%, lebih tinggi dari posisi 23 November yang sebesar 75,8%. Di satu sisi, kenaikan suku bunga acuan memang mengonfirmasi pesatnya laju perekonomian AS.
Namun di sisi lain, hal ini bisa secara signifikan memukul perekonomian AS dan dunia jika dibarengi perang dagang AS-China yang tak kunjung usai.
Berbicara mengenai perang dagang AS-China, perkembangannya memang tak positif. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya kemungkinan akan mengeksekusi rencana untuk menaikkan bea masuk bagi importasi produk asal China senilai US$ 200 miliar.
Sebelumnya, barang-barang senilai US$ 200 miliar ini telah dibebankan bea masuk senilai 10% yang berlaku mulai bulan September. Pemerintahan Trump memang sudah mengatakan bahwa bea masuk akan naik menjadi 25% pada 1 Januari 2019.
Trump juga menyatakan dirinya sudah bersiap-siap mengenakan bea masuk baru bagi US$ 267 miliar produk China lainnya jika pertemuan dengan Presiden China Xi Jingping di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan ini tak membuahkan kesepakatan.
Demikian seperti dikutip dari Bloomberg yang melansir publikasi Wall Street Journal. Menurut Trump, besaran bea masuknya bisa 10% atau 25%. Pada pukul 22:00 WIB, data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode November 2018 versi The Conference Board akan diumumkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(miq/miq) Next Article Saham Amazon Rebound, Wall Street akan Menghijau
Pesatnya penjualan pada gelaran Cyber Monday membawa petaka bagi Wall Street. Data dari Adobe Analytics menunjukkan total penjualan mencapai US$ 7,9 miliar dan mengukir sebuah rekor yang baru, seperti dikutip dari CNBC International.
Capaian pada Cyber Monday tahun ini tumbuh hingga 19,3% dibandingkan capaian tahun 2017. Amazon yang merupakan salah satu peritel yang ikut ambil bagian mengatakan perusahaan membukukan penjualan harian terbesar sepanjang sejarahnya pada Cyber Monday tahun ini.
Pesatnya penjualan pada Cyber Monday lantas memberi indikasi konsumsi masyarakat AS masih sangat kuat. Mengingat konsumsi rumah tangga berkontribusi lebih dari setengah terhadap perekonomian AS, pertumbuhan ekonomi di AS nampaknya masih cukup baik pada kuartal-IV ini.
Pada akhirnya, persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve pada akhir tahun kian mencuat. Mengutip situs resmi CME Group, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 26 November 2018, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan bunga acuan.
Besarannya, yaitu sebanyak 25 bps pada bulan Desember adalah sebesar 79,2%, lebih tinggi dari posisi 23 November yang sebesar 75,8%. Di satu sisi, kenaikan suku bunga acuan memang mengonfirmasi pesatnya laju perekonomian AS.
Namun di sisi lain, hal ini bisa secara signifikan memukul perekonomian AS dan dunia jika dibarengi perang dagang AS-China yang tak kunjung usai.
Berbicara mengenai perang dagang AS-China, perkembangannya memang tak positif. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya kemungkinan akan mengeksekusi rencana untuk menaikkan bea masuk bagi importasi produk asal China senilai US$ 200 miliar.
Sebelumnya, barang-barang senilai US$ 200 miliar ini telah dibebankan bea masuk senilai 10% yang berlaku mulai bulan September. Pemerintahan Trump memang sudah mengatakan bahwa bea masuk akan naik menjadi 25% pada 1 Januari 2019.
Trump juga menyatakan dirinya sudah bersiap-siap mengenakan bea masuk baru bagi US$ 267 miliar produk China lainnya jika pertemuan dengan Presiden China Xi Jingping di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan ini tak membuahkan kesepakatan.
Demikian seperti dikutip dari Bloomberg yang melansir publikasi Wall Street Journal. Menurut Trump, besaran bea masuknya bisa 10% atau 25%. Pada pukul 22:00 WIB, data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode November 2018 versi The Conference Board akan diumumkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(miq/miq) Next Article Saham Amazon Rebound, Wall Street akan Menghijau
Most Popular