Cuaca Mendukung, Rupiah Juara 3 Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 November 2018 08:29
Cuaca Mendukung, Rupiah Juara 3 Asia
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Dolar AS memang sedang mengalami tekanan, sehingga mampu dimanfaatkan oleh rupiah untuk kembali mencetak penguatan. 

Pada Jumat (23/11/2018), US$ 1 kala pembukaan pasar spot dibanderol Rp 14.550. Rupiah menguat 0,17% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 


Kemarin, rupiah juga mampu menguat terhadap dolar AS. Bahkan rupiah menjadi mata uang dengan penguatan terbaik kedua di Asia setelah rupee India. 


Pagi ini, sejumlah mata uang Asia pun terapresiasi di hadapan greenback. Dengan penguatan 0,17%, rupiah menjadi mata uang dengan apresiasi terbaik ketiga di Asia setelah rupee dan won Korea Selatan. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 08:13 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Hingga pagi ini, dolar AS masih melemah secara global. Pada pukul 08:15 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,23%. 

Risk appetite pasar memang sedang tinggi sehingga aset-aset aman seperti dolar AS (dan yen) ditinggalkan. Gairah pasar membuncah karena kabar gembira di Eropa. 

Uni Eropa dan Inggris dikabarkan sudah menyepakati poin-poin utama draf Brexit yang hasilnya akan diputuskan dalam sidang 25 November. "Presiden Komisi Uni Eropa menyampaikan kepada saya bahwa kesepakatan sudah tercapai di level negosiator. Sudah ada kesepahaman secara politik, tinggal pengesahan dari para pimpinan negara," kata Donald Tusk, Presiden Dewan Uni Eropa, mengutip Reuters. 

Perkembangan ini membuat pelaku pasar boleh menghembuskan nafas lega. Risiko besar bernama No Deal Brexit kemungkinan tidak terjadi dan Inggris bisa berpisah baik-baik dengan Uni Eropa. 

Sementara dari Italia, ada juga kabar gembira terkait drama fiskal 2019. Sepertinya aura positif semakin terasa karena Roma kian membuka diri untuk berdialog. 

"Kami (Italia dan Uni Eropa) punya keinginan yang sama: menurunkan utang," tulis Luigi di Maio, Wakil Perdana Menteri Italia, dalam unggahan di Facebook. 

"Ekspansi anggaran yang moderat tetap diperlukan untuk mengatasi masalah perlambatan ekonomi. Namun kami akan berbicara dengan mitra di Uni Eropa untuk mencari solusi demi kepentingan bersama," kata Giovanni Tria, Menteri Ekonomi Italia, dikutip dari Reuters. 

Hawa positif ini bisa membuat pasar semakin semringah. Ditambah dengan negosiasi Brexit yang juga ada titik terang, maka risk appetite akan meninggi.  

Hasrat bermain dengan instrumen berisiko bisa membawa investor global masuk ke Indonesia. Ini akan membuat rupiah menjadi lebih bergairah. 

Selain dari Eropa, harga minyak juga masih suportif terhadap rupiah. Pada pukul 08:20 WIB, harga minyak jenis brent turun 0,37% dan light sweet anjlok 1,63%. 

Bagi rupiah, penurunan harga minyak bisa menjadi sentimen positif. Positifnya, rupiah akan terbantu karena penurunan harga minyak akan ikut menurunkan biaya importasi.  

Indonesia adalah negara net importir migas, sehingga penurunan harga minyak akan menciptakan penghematan devisa. Ini kemudian berkontribusi positif kepada neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current acccount). Hasilnya adalah rupiah akan memiliki lebih banyak modal untuk menguat.  

Cuaca memang sedang mendukung bagi rupiah untuk menguat. Semoga penguatan ini bertahan hingga penutupan pasar dan menjadi kado akhir pekan yang manis.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular