Sempurna! Rupiah Menguat di Kurs Acuan dan Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 November 2018 10:42
Sempurna! Rupiah Menguat di Kurs Acuan dan Pasar Spot
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan menguat. Rupiah juga perkasa di pasar spot, sehingga menjadi hari yang sempurna buat mata uang Tanah Air. 

Pada Kamis (22/11/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.592. Rupiah menguat 0,18% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

 

Sementara di pasar spot, US$ 1 dihargai Rp 14.595 pada pukul 10:09 WIB. Rupiah menguat 0,03% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Rupiah sudah menguat sejak pembukaan pasar. Namun seiring perjalanan, penguatan rupiah kian tajam dan stabil di zona hijau. 


Jika penguatan ini bertahan hingga penutupan pasar, maka rupiah berhasil membalas dendam atas sakit hati pada perdagangan kemarin. Rupiah yang stabil menguat sejak tengah hari terpaksa menelan pil pahit karena ditutup melemah 0,1%.
 


Di pasar spot Asia, dolar AS masih bergerak variatif alias mixed. Selain rupiah, mata uang Benua Kuning yang menguat di hadapan greenback adalah dolar Hong Kong, rupee India, yen Jepang, dan ringgit Malaysia. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 10:10 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Rupiah dan beberapa mata uang Asia mampu memanfaatkan dolar AS yang sedang dalam posisi defensif. Pada pukul 10:14 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama) melemah 0,1%. 

Sentimen negatif pemberat dolar AS adalah tingginya risk appetite investor karena meredanya risiko di pasar. Dari Italia, investor sepertinya lega karena ada harapan pemerintahan Perdana Menteri Giuseppe Conte untuk merevisi rancangan anggaran 2019. 

Sebelumnya, Uni Eropa menolak rancangan anggaran ini karena dinilai terlalu agresif. Defisit anggaran ditargetkan 2,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB), naik dibandingkan rancangan sebelumnya yaitu 1,8%. 

Dokumen ini dikembalikan ke Roma dengan harapan ada revisi. Kemarin, Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini menyatakan pemerintah bersedia menurunkan belanja negara. 

Kini ada harapan drama fiskal Italia bisa berakhir indah. Investor pun keluar dari aset-aset aman (safe haven) dan berani mengambil risiko. Negara-negara berkembang menerima aliran modal yang deras sehingga memperkuat mata uang. 

Arus modal ini sepertinya terutama masuk ke pasar obligasi pemerintah. Terlihat dari imbal hasil (yield) yang turun, pertanda harga sedang naik karena tingginya permintaan. 

Berikut perkembangan yield obligasi pemerintah pada pukul 10:29 WIB: 




TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular