
Ditutup Bervariasi, Wall Street Mulai Pulih
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
22 November 2018 06:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Wall Street ditutup variatif, Rabu (21/11/2018), lagi-lagi karena Apple yang gagal mempertahankan penguatan yang dicetak di awal perdagangan.
Dow Jones Industrial Average ditutup stagnan di 24.464,69 dan kehilangan penguatan 200 poin yang dibukukan selama sesi perdagangan akibat saham Apple yang kembali melemah. Saham raksasa teknologi pembuat iPhone ini melemah tipis 0,1% setelah sempat menguat 2,1%.
Sementara itu, S&P 500 menguat 0,3% menjadi 2.649,93 dan Nasdaq Composite melompat 0,92% ke posisi 6.972,25.
Volume perdagangan hari Rabu lebih rendah dari biasanya sebab sebagian besar pelaku pasar telah cuti untuk merayakan Thanksgiving. Volumen perdagangan S&P 500 tercatat 71 juta saham di hari itu dibandingkan rata-rata 30 hari 130,3 juta, CNBC International melaporkan.
Sehari sebelumnya, Wall Street babak belur akibat pelemahan yang dicatatkan saham-saham raksasa teknologi yang tergabung dalam "FAANG". Hingga Selasa, saham-saham tersebut telah anjlok lebih dari 20% dari posisi tertingginya selama setahun dan membuat ketiga indeks acuan melemah setidaknya 3% sepanjang pekan terakhir.
Anjloknya Wall Street hari Selasa tersebut membuat Dow Jones dan S&P 500 membukukan posisi terlemahnya sejak akhir Oktober sementara Nasdaq terperosok ke level terendahnya dalam lebih dari tujuh bulan terakhir.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones Industrial Average ditutup stagnan di 24.464,69 dan kehilangan penguatan 200 poin yang dibukukan selama sesi perdagangan akibat saham Apple yang kembali melemah. Saham raksasa teknologi pembuat iPhone ini melemah tipis 0,1% setelah sempat menguat 2,1%.
Sementara itu, S&P 500 menguat 0,3% menjadi 2.649,93 dan Nasdaq Composite melompat 0,92% ke posisi 6.972,25.
![]() |
Anjloknya Wall Street hari Selasa tersebut membuat Dow Jones dan S&P 500 membukukan posisi terlemahnya sejak akhir Oktober sementara Nasdaq terperosok ke level terendahnya dalam lebih dari tujuh bulan terakhir.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular