Analisis Teknikal

Harga Minyak Jatuh, IHSG Nyungsep 0,95%

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
21 November 2018 17:08
Pelemahan bursa saham acuan nasional sudah terbaca kala dibuka melemah 1,05% pada pagi tadi.
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan setelah libur Maulid Nabi Muhammad SAW, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus berakhir pada zona merah dengan melemah 0,95% ke level 6.948.

Pelemahan bursa saham acuan nasional sudah terbaca kala dibuka melemah 1,05% pada pagi tadi. Sempat menipiskan pelemahan ke level 5.978 (-0,44%), IHSG kembali ke jalur pelemahannya di zona merah.

Nilai transaksi mencapai Rp 8,17 triliun, dengan investor asing kembali melakukan jual bersih (net sell) senilai Rp 583 triliun di semua pasar.

Pergerakan IHSG bertolak belakang dengan bursa utama Asia yang bergerak variatif menyusul kejatuhan wallstreet pagi tadi. Hal ini dirasa wajar karena bursa Asia berguguran terlebih dahulu kala bursa lokal libur.

Minimnya katalis positif dalam negeri ditengah bursa Amerika Serikat (AS) yang berguguran membuat investor lokal dan asing kompak melepas saham yang dimilikinya.

Kejatuhan harga minyak merembet ke indeks sektor pertambangan yang ada di IHSG. Pada pukul 04:53 WIB, harga minyak jenis brent terperosok hingga 6,53% dan light sweet ambrol 6,68%.

Akibatnya, sektor pertambangan terkena imbasnya dan terkoreksi sebesar 5.02%, penurunan paling tinggi secara persentase di antara sektor lainnya.

Namun, sektor pertambangan hanya menjadi penyumbang kejatuhan kedua setelah sektor keuangan yang terkoreksi 1,51%. Hal ini dimungkinkan karena sektor keuangan menyumbang 30,4% bobot di IHSG, sementara pertambangan hanya 6,4%.
Sumber: Revinitif
Secara teknikal, tidak ada perubahan pola dibandingkan sesi I yang membentuk grafik lilin berputar (spinning candle), pola tersebut terbentuk karena indeks ditutup hampir sama dengan level pembukaannya.

Pola di atas menggambarkan IHSG sedang berkonsolidasi terhadap tren pergerakannya secara jangka pendek.


IHSG nampak kesulitan menembus Level 6.000 secara mulus. Indikator teknikal stochastic slow menunjukan IHSG lebih dekat dengan wilayah jenuh belinya (overbought) pada penutupan kemarin.

Posisi IHSG yang kembali bergerak di bawah garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5), menunjukan bahwa indeks kembali dalam tekanan dalam jangka pendeknya.

Baca: Hati-hati! IHSG Sesi II Masih Rawan Koreksi

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular