
Bingung! Lanjut Reli atau Profit Taking, Simak Ulasan Broker
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
19 November 2018 08:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik pekan lalu bergerak ke arah positif, dengan kenaikan lebih 2,35% dalam sepekan. Sejumlah sentimen positif dari dalam dan luar negeri menjadi penyokong penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kembali menyentuh level 6.000 poin setelah terakhir kali menyentuh level tersebut pada Agustus silam.
Memulai perdagangan awal pekan ini, investor mulai berhitung, apakah reli akan berlanjut atau akan ada profit taking atau aksi ambil untung setelah naik tinggi pekan lalu. Untuk memperjelas hal tersebut mari simak rekomendasi saham hari ini dari para broker.
1. Reliance Sekuritas Indonesia - Profit Taking
IHSG sudah break out level psikologis 6000. Meskipun tampak optimistis secara teknikal pergerakan IHSG seakan menyentuh dan pulled back level target MA200 dilevel 6066.
Indikasi tersebut mengurangi peluang lanjutnya penguatan dan menambah kekhawatiran investor terhadap aksi profit taking jangka pendek.
Indikator Stochastic bergerak positif membuka ruang penguatan lebih tinggi meskipun momentum sedikit menekan mendekati overbought karena pergerakan terakhir seakan pulled back resistance. Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung mengalami penguatan terbatas diawal pekan dengan support 5957-6066.
Saham-saham yang masih dapat diperhatikan:
IHSG pagi beropensi bergerak fluktuatif pada kisaran perdagangan 5.980 - 6.045. Pergerakan fluktuatif tersebut karena pengaruh penguatan bursa saham Asia yang pagi ini mayoritas menguat dan potensi tekanan profit taking.
Pekan lalu penguatan IHSG dipimpin sektor infrastruktur yang naika 2.09% dan sektor industri dasar dan kimia yang naik 1.70%. Asing mencatatkan net buy sebesar Rp 3,39 triliun.
Sementara bursa saham Asia pekan lalu pergerakan bursa saham di Asia cenderung bervariasi karena harapan untuk mencairnya ketegangan perdagangan China-AS.
Saham-saham yang layak diperhatikan hari ini:
Sentimen yang mempengaruhi pasar hari ini terbilang bervariasi baik dari dalam dan luar negeri memberikan dampak bagi IHSG untuk bergerak mixed dengan peluang penguatan terbatas dalam perdagangan saham pekan ini.
Secara teknikal, level support berada pada 5968, 5923, 5878 dan level resisten pada 6058, 6103, 6148. IHSG punya potensi menguat, tapi bisa berakhir koreksi.
Sentimen dari dalam negeri, diantaranya sejak pemerintah menerapkan tax holiday pada enam bulan lalu, sekitar Rp 160 triliun investasi masuk ke dalam negeri.
Untuk itu, pemerintah memperluas pemberian tax holiday ke sektor agricultur agar dapat menarik lebih banyak investasi. Sebelumnya pemerintah memperluas cakupan Paket Kebijakan Ekonomi XVI dengan menambah tiga kebijakan yang diyakini mampu mendorong kenaikan investasi, salah satu kebijakan yang diperbaharui yaitu perluasan fasilitas pajak berupa tax holiday
Pemerintah menyampaikan realisasi defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) hingga Oktober 2018 mencapai Rp 237 triliun atau sekitar 1,60% terhadap PDB. Defisit ini lebih rendah jika dibandingkan realisasi defisit pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,26% terhadap PDB.
Kebijakan pengendalian impor pemerintah belum berdampak signifikan mengacu pada pelaksanaan mandatori B20 yang belum mampu menekan pertumbuhan impor solar Pertamina yang tumbuh 60,7% atau 0,68 juta kilo liter sejak bergulirnya mandatori tersebut. Berdasarkan Data Bea dan Cukai, sejak diberlakukannya B20, impor solar Pertamina tumbuh 60,7% dari tahun lalu yang mencapai 0,42 juta kilo liter. Sementara impor solar total sejak 1 September hingga 13 November 2018 tumbuh 13,64% sebesar 1,28 juta kilo liter.
Sementara dari sentimen dari luar negeri, antara lain Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence menyatakan tidak akan gentar menghadapi sengketa dagang dengan Cina, bahkan membuka kemungkinan untuk melipatgandakan tarif bea masuk bagi produk Negera tersebut.
Pernyataan Pence tersebut semakin meyakinkan pasar finansial bahwa perang dagang AS dengan Cina tidak akan reda dengan mudah, bahkan dengan adanya rencana pertemuan antara Trump dengan Xi Jinping di Konferensi G20.
Pemimpin Cina Xi Jinping dan Wakil Presiden AS Mike Pence saling kecam dalam pidato di KTT APEC di Port Moresby, Papua New Guinea. AS melawan kebijakan perdagangan Cina yang selalu memaksimalkan ekspor dan pencurian kekayaan intelektual.
Saham-saham yang layak diperhatikan hari ini, antara lain:
Derasnya Net Buy Asing seminggu lalu sebesar Rp 3.38 triliun dan penguatan Rupiah setelah kenaikan suku bunga acuan, berdampak negatif untuk jangka panjang karena akan menurunkan GDP ditahun 2019 & 2020.
Realisasi belanja subsidi energi akhir Oktober mencapai 124.2% dari penetapan APBN. Realisasi belanja subsidi energi hingga 31 Oktober 2018 melebihi alokasi anggaran karena sudah mencapai Rp 117,4 triliun, atau 124,2% dari anggaran yang ditetapkan dalam APBN 2018 sebesar Rp 94,5 triliun yang disebabkan elemahan rupiah dan peningkatan ICP.
Ini akan membuat IHSG bergerak dalam rentang 5.960 - 6.050. Saham-saham yang layak dipehartikan antara lain:
5. Panin Sekuritas -IHSG Menguat
IHSG pada perdagaangan akhir pekan lalu ditutup menguat sebesar 0,95% atau bertambah 56,61 poin menuju 6.012,35. Dengan demikian IHSG sudah memasuki resistance psikologis baru pada 6.000 yang pada umumnya akan ada pengujian alias koreksi sehat untuk memastikan kokohnya 6.000 sebagai support baru.
Namun secara teknikal, indikator RSI masih jauh dari level 80 yang menandakan IHSG masih belum memasuki masa jenuh beli sehingga potensi koreksi tersebut terbilang kecil hari ini. Hari ini IHSG berpotensi menguat dalam range 6.000 s/d 6.100.
(hps) Next Article Banyak Sentimen Baik, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini
Memulai perdagangan awal pekan ini, investor mulai berhitung, apakah reli akan berlanjut atau akan ada profit taking atau aksi ambil untung setelah naik tinggi pekan lalu. Untuk memperjelas hal tersebut mari simak rekomendasi saham hari ini dari para broker.
1. Reliance Sekuritas Indonesia - Profit Taking
IHSG sudah break out level psikologis 6000. Meskipun tampak optimistis secara teknikal pergerakan IHSG seakan menyentuh dan pulled back level target MA200 dilevel 6066.
Indikator Stochastic bergerak positif membuka ruang penguatan lebih tinggi meskipun momentum sedikit menekan mendekati overbought karena pergerakan terakhir seakan pulled back resistance. Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung mengalami penguatan terbatas diawal pekan dengan support 5957-6066.
Saham-saham yang masih dapat diperhatikan:
- TBLA
- LSIP
- WSBP
- UNVR
- BBRI
- BBTN
- JSMR
- TLKM
- ANTM
- LPCK
- AKRA
IHSG pagi beropensi bergerak fluktuatif pada kisaran perdagangan 5.980 - 6.045. Pergerakan fluktuatif tersebut karena pengaruh penguatan bursa saham Asia yang pagi ini mayoritas menguat dan potensi tekanan profit taking.
Pekan lalu penguatan IHSG dipimpin sektor infrastruktur yang naika 2.09% dan sektor industri dasar dan kimia yang naik 1.70%. Asing mencatatkan net buy sebesar Rp 3,39 triliun.
Sementara bursa saham Asia pekan lalu pergerakan bursa saham di Asia cenderung bervariasi karena harapan untuk mencairnya ketegangan perdagangan China-AS.
Saham-saham yang layak diperhatikan hari ini:
- AALI
- WSKT
- INCO
- ERAA
- BBTN
Sentimen yang mempengaruhi pasar hari ini terbilang bervariasi baik dari dalam dan luar negeri memberikan dampak bagi IHSG untuk bergerak mixed dengan peluang penguatan terbatas dalam perdagangan saham pekan ini.
Secara teknikal, level support berada pada 5968, 5923, 5878 dan level resisten pada 6058, 6103, 6148. IHSG punya potensi menguat, tapi bisa berakhir koreksi.
Sentimen dari dalam negeri, diantaranya sejak pemerintah menerapkan tax holiday pada enam bulan lalu, sekitar Rp 160 triliun investasi masuk ke dalam negeri.
Untuk itu, pemerintah memperluas pemberian tax holiday ke sektor agricultur agar dapat menarik lebih banyak investasi. Sebelumnya pemerintah memperluas cakupan Paket Kebijakan Ekonomi XVI dengan menambah tiga kebijakan yang diyakini mampu mendorong kenaikan investasi, salah satu kebijakan yang diperbaharui yaitu perluasan fasilitas pajak berupa tax holiday
Pemerintah menyampaikan realisasi defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) hingga Oktober 2018 mencapai Rp 237 triliun atau sekitar 1,60% terhadap PDB. Defisit ini lebih rendah jika dibandingkan realisasi defisit pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,26% terhadap PDB.
Kebijakan pengendalian impor pemerintah belum berdampak signifikan mengacu pada pelaksanaan mandatori B20 yang belum mampu menekan pertumbuhan impor solar Pertamina yang tumbuh 60,7% atau 0,68 juta kilo liter sejak bergulirnya mandatori tersebut. Berdasarkan Data Bea dan Cukai, sejak diberlakukannya B20, impor solar Pertamina tumbuh 60,7% dari tahun lalu yang mencapai 0,42 juta kilo liter. Sementara impor solar total sejak 1 September hingga 13 November 2018 tumbuh 13,64% sebesar 1,28 juta kilo liter.
Sementara dari sentimen dari luar negeri, antara lain Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence menyatakan tidak akan gentar menghadapi sengketa dagang dengan Cina, bahkan membuka kemungkinan untuk melipatgandakan tarif bea masuk bagi produk Negera tersebut.
Pernyataan Pence tersebut semakin meyakinkan pasar finansial bahwa perang dagang AS dengan Cina tidak akan reda dengan mudah, bahkan dengan adanya rencana pertemuan antara Trump dengan Xi Jinping di Konferensi G20.
Pemimpin Cina Xi Jinping dan Wakil Presiden AS Mike Pence saling kecam dalam pidato di KTT APEC di Port Moresby, Papua New Guinea. AS melawan kebijakan perdagangan Cina yang selalu memaksimalkan ekspor dan pencurian kekayaan intelektual.
Saham-saham yang layak diperhatikan hari ini, antara lain:
- GGRM
- AALI:
- BBTN
- WSKT
- JSMR
- BSDE
Derasnya Net Buy Asing seminggu lalu sebesar Rp 3.38 triliun dan penguatan Rupiah setelah kenaikan suku bunga acuan, berdampak negatif untuk jangka panjang karena akan menurunkan GDP ditahun 2019 & 2020.
Realisasi belanja subsidi energi akhir Oktober mencapai 124.2% dari penetapan APBN. Realisasi belanja subsidi energi hingga 31 Oktober 2018 melebihi alokasi anggaran karena sudah mencapai Rp 117,4 triliun, atau 124,2% dari anggaran yang ditetapkan dalam APBN 2018 sebesar Rp 94,5 triliun yang disebabkan elemahan rupiah dan peningkatan ICP.
Ini akan membuat IHSG bergerak dalam rentang 5.960 - 6.050. Saham-saham yang layak dipehartikan antara lain:
- TLKM
- SRIL
- GGRM
- ICBP
- BBCA
- BBRI
- BBNI
- BMRI
- BBTN
- SMGR
5. Panin Sekuritas -IHSG Menguat
IHSG pada perdagaangan akhir pekan lalu ditutup menguat sebesar 0,95% atau bertambah 56,61 poin menuju 6.012,35. Dengan demikian IHSG sudah memasuki resistance psikologis baru pada 6.000 yang pada umumnya akan ada pengujian alias koreksi sehat untuk memastikan kokohnya 6.000 sebagai support baru.
Namun secara teknikal, indikator RSI masih jauh dari level 80 yang menandakan IHSG masih belum memasuki masa jenuh beli sehingga potensi koreksi tersebut terbilang kecil hari ini. Hari ini IHSG berpotensi menguat dalam range 6.000 s/d 6.100.
Saham-saham layak simak hari ini :
- ASII
- SMRA
- AKRA
- KLBF
(hps) Next Article Banyak Sentimen Baik, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular