
Luar Biasa! Rupiah Menguat Nyaris Sendirian di Asia
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 November 2018 10:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Performa rupiah kian ciamik saja. Pada pukul 10:21 WIB, rupiah menguat sebesar 0,58% di pasar spot ke level Rp 14.590/dolar AS. Posisi ini lebih baik dibandingkan dengan pada saat pembukaan yakni apresiasi sebesar 0,51% ke level Rp 14.600/dolar AS.
Tak hanya jadi yang terbaik di Asia seperti pada pagi tadi, kini rupiah jadi satu-satunya mata uang yang bisa menguat melawan dolar AS disamping yen. Pada pagi tadi, beberapa mata uang utama kawasan Asia seperti yuan, ringgit, dan baht masih diperdagangkan menguat melawan greenback.
Memang, dolar AS sedang berada dalam posisi yang relatif perkasa, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang menguat sebesar 0,07%. Dolar AS selaku safe haven dibuat perkasa lantaran perkembangan di Inggris yang tak kondusif. Sehari pasca Perdana Menteri Inggris Theresa May berhasil mengamankan dukungan dari kabinetnya terkait dengan draf perceraian Inggris dan Uni Eropa (Brexit), Menteri Urusan Brexit Dominic Raab mengundurkan diri dari posisinya.
Dalam suratnya kepada May, Raab mengatakan bahwa dirinya tak dapat menerima draf Brexit setelah semua hal yang telah dijanjikan oleh Partai Konservatif dalam pemilihan umum pada tahun lalu.
Lebih lanjut, potensi kenaikan suku bunga acuan oleh the Federal Reserve pada penghujung tahun kian besar. Hal ini seiring dengan rilis data pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Oktober 2018 di AS yang sebesar 0,8% MoM, mengalahkan konsensus yang sebesar 0,6% MoM, seperti dilansir dari Forex Factory.
(NEXT)
Tak hanya jadi yang terbaik di Asia seperti pada pagi tadi, kini rupiah jadi satu-satunya mata uang yang bisa menguat melawan dolar AS disamping yen. Pada pagi tadi, beberapa mata uang utama kawasan Asia seperti yuan, ringgit, dan baht masih diperdagangkan menguat melawan greenback.
Dalam suratnya kepada May, Raab mengatakan bahwa dirinya tak dapat menerima draf Brexit setelah semua hal yang telah dijanjikan oleh Partai Konservatif dalam pemilihan umum pada tahun lalu.
Lebih lanjut, potensi kenaikan suku bunga acuan oleh the Federal Reserve pada penghujung tahun kian besar. Hal ini seiring dengan rilis data pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Oktober 2018 di AS yang sebesar 0,8% MoM, mengalahkan konsensus yang sebesar 0,6% MoM, seperti dilansir dari Forex Factory.
(NEXT)
Next Page
Faktor Domestik Motori Penguatan Rupiah
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular