
Rupiah Kembali Perkasa, IHSG Dibuka Menguat 0,33%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 November 2018 09:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,33% pada perdagangan hari ini ke level 5.975,11. IHSG berhasil mengikuti jejak bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya telah terlebih dulu dibuka di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,01%, indeks Shanghai naik 0,06%, indeks Strait Times naik 0,48%, dan indeks Kospi naik 0,47%.
Rilis data ekonomi dari kawasan regional yang positif membuat bursa saham Benua Kuning mampu menguat. Kemarin (15/11/2018), realisasi investasi riil asing di China hingga Oktober 2018 diumumkan tumbuh sebesar 3,3% YoY, mengalahkan capaian periode sebelumnya yang sebesar 2,9% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian pada hari ini, ekspor non-minyak Singapura periode Oktober 2018 diumumkan tumbuh sebesar 8,3% YoY, jauh mengalahkan konsensus yang sebesar 1% YoY.
Di sisi lain, perkembangan mengenai perang dagang AS-China yang cukup mengkhawatirkan membatasi penguatan yang ada. Financial Times sempat menyebut bahwa Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer telah bertemu dengan para pengusaha dan berjanji untuk menunda pengenaan bea masuk baru kepada China untuk sementara.
Namun, kantor Perwakilan Dagang AS kemudian mengeluarkan pernyataan yang menyanggah kabar tersebut.
"Tidak ada kehadiran beliau di hadapan para pengusaha dan menyatakan bahwa pengenaan bea masuk ditunda. Kerangka bea masuk masih sesuai dengan rencana. Laporan yang menyebutkan sebaliknya adalah tidak benar," tegas pernyataan tersebut.
Sebagai informasi, pada September 2018 AS resmi mengenakan bea masuk 10% atas importasi produk asal China senilai US$ 200 miliar. Presiden AS Donald Trump kemudian mengancam akan mengenakan bea masuk baru lainnya yang menyasar importasi produk China senilai US$ 267 miliar.
Dari dalam negeri, rupiah yang masih perkasa ikut ambil andil dalam penguatan IHSG. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat sebesar 0,55% di pasar spot ke level Rp 14.595/dolar AS. Sebagai catatan, kemarin rupiah menguat sebesar 0,74%, terbaik jika dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya.
Keputusan Bank Indonesia (BI) masih memberikan suntikan energi yang begitu besar bagi rupiah. Kemarin, bank sentral secara mengejutkan mengerek suku bunga acuan sebesar 25bps ke level 6%. Keputusan ini mengejutkan lantaran konsensus yang dihimpun oleh Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%.
Dari seluruh ekonom yang kami survei, tidak ada satu pun yang memperkirakan suku bunga acuan akan di utak-atik.
Dengan dinaikannya suku bunga acuan, maka imbal hasil investasi pendapatan tetap di tanah air akan menjadi semakin kompetitif sehingga diharapkan bisa menarik aliran dana investor asing. Pada akhirnya, defisit di pos transaksi berjalan akan bisa diimbangi oleh surplus di pos transaksi modal dan finansial.
Sebagai informasi, prospek transaksi berjalan di kuartal-IV nampaknya cukup suram. Kemarin siang, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan defisit neraca dagang periode Oktober 2018 di angka US$ 1,82 miliar, jauh lebih dalam dari konsensus yang sebesar US$ 62,5 juta. Defisit bulan Oktober menjadi yang terdalam sejak Juli 2017. Kala itu, defisit neraca dagang adalah sebesar US$ 2,01 miliar.
Melansir Trading Economics, pada hari ini pukul 07:30 WIB penjualan sepeda motor di Indonesia periode Oktober 2018 diumumkan tumbuh sebesar 5,3% YoY, mengalahkan capaian bulan sebelumnya yang sebesar 2% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Ikut Melemah, Rupiah Tembus 14.500 Per Dolar AS
Rilis data ekonomi dari kawasan regional yang positif membuat bursa saham Benua Kuning mampu menguat. Kemarin (15/11/2018), realisasi investasi riil asing di China hingga Oktober 2018 diumumkan tumbuh sebesar 3,3% YoY, mengalahkan capaian periode sebelumnya yang sebesar 2,9% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian pada hari ini, ekspor non-minyak Singapura periode Oktober 2018 diumumkan tumbuh sebesar 8,3% YoY, jauh mengalahkan konsensus yang sebesar 1% YoY.
Namun, kantor Perwakilan Dagang AS kemudian mengeluarkan pernyataan yang menyanggah kabar tersebut.
"Tidak ada kehadiran beliau di hadapan para pengusaha dan menyatakan bahwa pengenaan bea masuk ditunda. Kerangka bea masuk masih sesuai dengan rencana. Laporan yang menyebutkan sebaliknya adalah tidak benar," tegas pernyataan tersebut.
Sebagai informasi, pada September 2018 AS resmi mengenakan bea masuk 10% atas importasi produk asal China senilai US$ 200 miliar. Presiden AS Donald Trump kemudian mengancam akan mengenakan bea masuk baru lainnya yang menyasar importasi produk China senilai US$ 267 miliar.
Dari dalam negeri, rupiah yang masih perkasa ikut ambil andil dalam penguatan IHSG. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat sebesar 0,55% di pasar spot ke level Rp 14.595/dolar AS. Sebagai catatan, kemarin rupiah menguat sebesar 0,74%, terbaik jika dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya.
Keputusan Bank Indonesia (BI) masih memberikan suntikan energi yang begitu besar bagi rupiah. Kemarin, bank sentral secara mengejutkan mengerek suku bunga acuan sebesar 25bps ke level 6%. Keputusan ini mengejutkan lantaran konsensus yang dihimpun oleh Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%.
Dari seluruh ekonom yang kami survei, tidak ada satu pun yang memperkirakan suku bunga acuan akan di utak-atik.
Dengan dinaikannya suku bunga acuan, maka imbal hasil investasi pendapatan tetap di tanah air akan menjadi semakin kompetitif sehingga diharapkan bisa menarik aliran dana investor asing. Pada akhirnya, defisit di pos transaksi berjalan akan bisa diimbangi oleh surplus di pos transaksi modal dan finansial.
Sebagai informasi, prospek transaksi berjalan di kuartal-IV nampaknya cukup suram. Kemarin siang, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan defisit neraca dagang periode Oktober 2018 di angka US$ 1,82 miliar, jauh lebih dalam dari konsensus yang sebesar US$ 62,5 juta. Defisit bulan Oktober menjadi yang terdalam sejak Juli 2017. Kala itu, defisit neraca dagang adalah sebesar US$ 2,01 miliar.
Melansir Trading Economics, pada hari ini pukul 07:30 WIB penjualan sepeda motor di Indonesia periode Oktober 2018 diumumkan tumbuh sebesar 5,3% YoY, mengalahkan capaian bulan sebelumnya yang sebesar 2% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Ikut Melemah, Rupiah Tembus 14.500 Per Dolar AS
Most Popular