
Analisis Teknikal
Kenaikan Suku Bunga BI Direspons Positif, IHSG Ditutup Naik
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
15 November 2018 19:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Kamis (15/11/2018) dengan kenaikan 1,66% di level 5.955. Rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) sempat disikapi negatif oleh pelaku pasar, tapi tidak demikian dengan rilis data oleh Bank Indonesia (BI) yang direspon positif ketika menaikan suku bunga BI 7 Day RR sebesar 25 basis poin menjadi 6 %.
Nilai ekspor Indonesia Oktober 2018 mencapai US$15,80 miliar atau meningkat 5,87% dibanding ekspor September 2018. Demikian juga dibanding Oktober 2017 meningkat 3,59%.
Sementara untuk Impor, Suhariyanto mengatakan selama Oktober 2018 impor tumbuh 23,66% (year on year) mencapai US$ 17,62 miliar. defisit pada neraca dagang Oktober 2018 mencapai US$ 1,82 miliar.
Jauh lebih tinggi dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan neraca perdagangan Oktober defisit tipis di US$ 15 juta. Ekspor diramal tumbuh dalam kisaran terbatas yaitu 1,5% year-on-year (YoY). Kemudian impor diproyeksikan masih tumbuh dua digit yaitu 10,45%.
Secara pergerakan, Indeks saham membuka perdagangan dengan menguat 0,46% ke level 5.885. Seolah mendapatkan tenaga, IHSG terus bergerak pada zona hijau senada dengan penguatan rupiah dan masuknya dana-dana asing ke pasar modal. Di pasar saham, asing tercatat net buy Rp 1,37 trilun.
Secara teknikal, IHSG cenderung kembali dalam tren kenaikan jangka pendek setelah membentuk pola lilin putih panjang (long white candle) yang memberikan sinyal akan kenaikan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Nilai ekspor Indonesia Oktober 2018 mencapai US$15,80 miliar atau meningkat 5,87% dibanding ekspor September 2018. Demikian juga dibanding Oktober 2017 meningkat 3,59%.
Sementara untuk Impor, Suhariyanto mengatakan selama Oktober 2018 impor tumbuh 23,66% (year on year) mencapai US$ 17,62 miliar. defisit pada neraca dagang Oktober 2018 mencapai US$ 1,82 miliar.
Secara pergerakan, Indeks saham membuka perdagangan dengan menguat 0,46% ke level 5.885. Seolah mendapatkan tenaga, IHSG terus bergerak pada zona hijau senada dengan penguatan rupiah dan masuknya dana-dana asing ke pasar modal. Di pasar saham, asing tercatat net buy Rp 1,37 trilun.
![]() |
Pergerakannya terlihat di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5), atau cenderung ke arah penguatan. Dalam jangka menengah, IHSG masih bergerak menyamping (sideways), dengan level antara 5.700 hingga 6.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Most Popular