
Sentimen Eksternal & Regional Bawa Bursa Saham Asia Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 November 2018 17:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini: indeks Shanghai menguat 1,36%, indeks Hang Seng menguat 1,75%, indeks Strait Times menguat 0,37%, dan indeks Kospi menguat 0,97%.
Sejumlah sentimen positif memang mewarnai perdagangan hari ini. Dari Benua Biru, pada dini hari tadi Perdana Menteri Inggris Theresa May berhasil mengamankan dukungan dari kabinetnya terkait dengan draf perceraian Inggris dan Uni Eropa (Brexit).
"Keputusan kolektif hari ini adalah kabinet menyepakati draf perjanjian pengunduran diri. Saya percaya dengan kepala dan hati saya bahwa keputusan ini adalah yang terbaik bagi kepentingan Inggris," kata PM May dalam pengumuman seusai rapat kabinet yang berlangsung selama 5 jam.
Salah satu poin penting dalam draf ini adalah disetujuinya masa transisi yang bisa diperpanjang paling lambat pada pertengahan 2020. Selama masa transisi berlaku, kerja sama yang selama ini berlaku antara Inggris dengan Uni Eropa seperti di bidang perdagangan dan imigrasi akan tetap dijalankan, memberikan kepastian bagi dunia usaha sembari menyiapkan diri untuk perceraian sesungguhnya nanti.
Kemudian, pernyataan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell juga memberikan optimisme bagi investor untuk masuk ke bursa saham Benua Kuning. Dalam sesi tanya jawab dalam sebuah acara di Dallas, Powell mengakui bahwa perekonomian global tidak bertumbuhan dengan laju yang sama pada tahun lalu. Ia menambahkan bahwa laju pertumbuhan ekonomian global secara perlahan melambat namun itu bukan merupakan perlambatan yang parah.
Tetap saja, kata-kata Powell diartikan sebagai sinyal bahwa the Fed mungkin tidak akan mengeksekusi rencana kenaikan suku bunga acuan pada penghujung tahun.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 14 November 2018, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25bps bulan Desember adalah sebesar 72,3%, lebih rendah dari posisi tanggal 13 November 2018 yang sebesar 75,8%.
Dari kawasan regional, sentimen positif datang dari rilis data ekonomi di China. Realisasi investasi riil asing hingga Oktober 2018 diumumkan tumbuh sebesar 3,3% YoY, mengalahkan capaian periode sebelumnya yang sebesar 2,9% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa Saham Asia Berguguran, Hanya IHSG yang Hijau!
Sejumlah sentimen positif memang mewarnai perdagangan hari ini. Dari Benua Biru, pada dini hari tadi Perdana Menteri Inggris Theresa May berhasil mengamankan dukungan dari kabinetnya terkait dengan draf perceraian Inggris dan Uni Eropa (Brexit).
"Keputusan kolektif hari ini adalah kabinet menyepakati draf perjanjian pengunduran diri. Saya percaya dengan kepala dan hati saya bahwa keputusan ini adalah yang terbaik bagi kepentingan Inggris," kata PM May dalam pengumuman seusai rapat kabinet yang berlangsung selama 5 jam.
Kemudian, pernyataan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell juga memberikan optimisme bagi investor untuk masuk ke bursa saham Benua Kuning. Dalam sesi tanya jawab dalam sebuah acara di Dallas, Powell mengakui bahwa perekonomian global tidak bertumbuhan dengan laju yang sama pada tahun lalu. Ia menambahkan bahwa laju pertumbuhan ekonomian global secara perlahan melambat namun itu bukan merupakan perlambatan yang parah.
Tetap saja, kata-kata Powell diartikan sebagai sinyal bahwa the Fed mungkin tidak akan mengeksekusi rencana kenaikan suku bunga acuan pada penghujung tahun.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 14 November 2018, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25bps bulan Desember adalah sebesar 72,3%, lebih rendah dari posisi tanggal 13 November 2018 yang sebesar 75,8%.
Dari kawasan regional, sentimen positif datang dari rilis data ekonomi di China. Realisasi investasi riil asing hingga Oktober 2018 diumumkan tumbuh sebesar 3,3% YoY, mengalahkan capaian periode sebelumnya yang sebesar 2,9% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa Saham Asia Berguguran, Hanya IHSG yang Hijau!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular