
Pasar Bergairah, Rupiah Terbaik Kedua di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 November 2018 08:28

Dolar AS memang masih dalam posisi defensif. Tidak hanya di Asia, pelemahan mata uang Negeri Paman Sam sudah meluas (broadbased). Pada pukul 08:12 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) melemah 0,09%.
Penyebab pelemahan dolar AS adalah sentimen positif di Eropa, utamanya Inggris. Setelah rapat kabinet selama 5 jam, pemerintah Inggris pimpinan Perdana Menteri Theresa May menyepakati butir-butir perjanjian perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit).
"Keputusan kolektif hari ini adalah kabinet menyepakati draft perjanjian pengunduran diri. Saya percaya dengan kepala dan hati saya bahwa keputusan ini adalah yang terbaik bagi kepentingan Inggris," kata PM May dalam pengumuman seusai rapat kabinet.
Draft ini akan segera dikirimkan ke parlemen untuk mendapatkan persetujuan. Setelah rampung di kabinet, kini May harus meyakinkan parlemen. Bukan tugas yang ringan, karena oposisi juga punya suara kuat di parlemen.
Saat ini Partai Konservatif pendukung pemerintah punya 316 kursi di parlemen, ditambah Partai Demokrat dan Persatuan yang memiliki 10 kursi. Sementara di pihak oposisi, ada Partai Buruh dengan 259 kursi, Partai Nasional Skotlandia 35 kursi, Liberal Demokrat 12 kursi, Sinn Fein 7 kursi, Plaid Cymru 4 kursi, Partai Hijau 1 kursi, dan pihak independen 5 kursi.
Namun lolosnya draft kesepakatan Brexit di kabinet membuat satu tugas besar sudah selesai. Ini sudah cukup menciptakan euforia di pasar sehingga risk appetite kembali membuncah. Aset aman (safe haven) seperti dolar AS dan yen pun ditinggalkan.
Selain itu, aura damai dagang AS-China juga semakin kuat. Reuters melaporkan bahwa Beijing sudah mengirimkan tanggapan tertulis terhadap permintaan AS mengenai program reformasi ekonomi Negeri Tirai Bambu.
Menurut beberapa sumber di lingkaran Gedung Putih, China beritikad baik untuk menyelesaikan friksi perdagangan dengan AS. Meski tidak menyebutkan secara detil tanggapan yang dikirimkan oleh China, tetap langkah tersebut mendapat sambutan positif.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping telah sepakat untuk bertemu di sela-sela KTT G20 di Argentina akhir bulan ini. Salah satu isu besar yang akan dibahas adalah soal perdagangan.
Pelaku pasar berharap hubungan AS-China yang semakin mesra akan memuncak kala pertemuan Trump-Xi. Bahkan mungkin saja keduanya sepakat untuk mengakhiri friksi dagang dan mencabut seluruh bea masuk yang sudah diterapkan.
Prospek damai dagang juga membuat investor semakin bergairah dan berani mengambil risiko. Hasilnya adalah arus modal mengalir deras ke Asia dan memperkuat mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
"Keputusan kolektif hari ini adalah kabinet menyepakati draft perjanjian pengunduran diri. Saya percaya dengan kepala dan hati saya bahwa keputusan ini adalah yang terbaik bagi kepentingan Inggris," kata PM May dalam pengumuman seusai rapat kabinet.
Saat ini Partai Konservatif pendukung pemerintah punya 316 kursi di parlemen, ditambah Partai Demokrat dan Persatuan yang memiliki 10 kursi. Sementara di pihak oposisi, ada Partai Buruh dengan 259 kursi, Partai Nasional Skotlandia 35 kursi, Liberal Demokrat 12 kursi, Sinn Fein 7 kursi, Plaid Cymru 4 kursi, Partai Hijau 1 kursi, dan pihak independen 5 kursi.
Namun lolosnya draft kesepakatan Brexit di kabinet membuat satu tugas besar sudah selesai. Ini sudah cukup menciptakan euforia di pasar sehingga risk appetite kembali membuncah. Aset aman (safe haven) seperti dolar AS dan yen pun ditinggalkan.
Selain itu, aura damai dagang AS-China juga semakin kuat. Reuters melaporkan bahwa Beijing sudah mengirimkan tanggapan tertulis terhadap permintaan AS mengenai program reformasi ekonomi Negeri Tirai Bambu.
Menurut beberapa sumber di lingkaran Gedung Putih, China beritikad baik untuk menyelesaikan friksi perdagangan dengan AS. Meski tidak menyebutkan secara detil tanggapan yang dikirimkan oleh China, tetap langkah tersebut mendapat sambutan positif.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping telah sepakat untuk bertemu di sela-sela KTT G20 di Argentina akhir bulan ini. Salah satu isu besar yang akan dibahas adalah soal perdagangan.
Pelaku pasar berharap hubungan AS-China yang semakin mesra akan memuncak kala pertemuan Trump-Xi. Bahkan mungkin saja keduanya sepakat untuk mengakhiri friksi dagang dan mencabut seluruh bea masuk yang sudah diterapkan.
Prospek damai dagang juga membuat investor semakin bergairah dan berani mengambil risiko. Hasilnya adalah arus modal mengalir deras ke Asia dan memperkuat mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular