Anjloknya Harga Minyak Mentah Bawa IHSG Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 November 2018 09:36
IHSG dibuka menguat 0,39% ke level 5.857,72 pada perdagangan hari ini.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,39% ke level 5.857,72 pada perdagangan hari ini. Pada pukul 09:23 WIB, penguatan IHSG bertambah besar menjadi 0,74% ke level 5.878,57.

Pergerakan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya juga dibuka menguat: indeks Nikkei naik 0,19%, indeks Kospi naik 0,01%, dan indeks Hang Seng naik 0,32%.

Perkembangan yang positif terkait dengan perang dagang AS-China mampu mengangkat kinerja bursa saham Benua Kuning. Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa kedua negara sudah memulai kembali dialog perdagangan pada semua level pemerintahan.

Tidak ada kepastian bahwa China akan mengikuti permintaan dari AS namun "lebih baik berbicara daripada tidak," papar Kudlow ketika diwawancarai oleh CNBC International pada hari Selasa waktu setempat (13/11/2018).

Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri China Liu He dikabarkan akan mengunjungi AS untuk mematangkan rencana dialog antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 pada akhir bulan ini, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Kemudian, suntikan energi bagi IHSG juga datang dari rilis data ekonomi di China. Pada pukul 09:00 WIB, Investasi Aset Tetap periode Januari-Oktober 2018 diumumkan tumbuh sebesar 5,7% YoY, mengalahkan konsensus yang sebesar 5,5% YoY. Kemudian, produksi industri periode Oktober 2018 diumumkan tumbuh sebesar 5,9% YoY, mengalahkan konsensus yang sebesar 5,7% YoY.

Positifnya data ekonomi di China mengindikasikan bahwa perang dagang yang tengah berkecamuk dengan AS belum bisa menekan perekonomiannya secara signifikan.

Sebagai informasi, pada September 2018, AS resmi mengenakan bea masuk 10% atas importasi produk asal China senilai US$ 200 miliar. Beijing pun membalas dengan mengenakan bea masuk baru atas importasi produk asal AS senilai US$ 60 miliar.

Terakhir, kejatuhan harga minyak mentah dunia membawa berkah bagi bursa saham tanah air. Pada perdagangan kemarin, harga minyak jenis light sweet (WTI) kontrak pengiriman Desember 2018 anjlok sebesar 7,07% ke level US$ 55,69/barel, sementara harga minyak Brent kontrak pengiriman Januari 2019 anjlok sebesar 6,63% ke level US$ 65,47/barel.

Salah satu faktor penyebab anjloknya harga minyak adalah penolakan dari Trump mengenai rencana pemotongan produksi oleh Arab Saudi.

"Berharap Arab Saudi dan OPEC tidak mengurangi produksi minyak. Harga minyak seharusnya lebih rendah karena (tingginya) pasokan," cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.

Komentar Trump tersebut dikhawatirkan bisa mencegah negara-negara produsen minyak besar lainnya untuk mengadopsi langkah serupa, mengingat pengaruh dari kata-kata Trump terhadap keputusan OPEC di masa lalu, seperti dikutip dari Bloomberg.

Seiring anjloknya harga minyak dunia, ada harapan bahwa defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) yang membengkak pada kuartal-III 2018 menjadi bisa ditekan.

Rupiah pun menguat sebesar 0,32% di pasar spot ke level Rp 14.758/dolar AS dan memberikan optimisme bagi investor untuk masuk ke bursa saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Anjloknya Harga Minyak Mentah Jadi Berkah Buat IHSG

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular