Habis Obral Besar-besaran, Wall Street Siap Menghijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 November 2018 18:42
Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks dolar AS menguat 0,66% ke level 97,542, dimana ini merupakan titik tertinggi sejak pertengahan 2017 silam.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 67 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 10 dan 33 poin.

Wall street akan menguat selepas mengalami aksi jual besar-besaran (sell-off). Pada perdagangan kemarin (12/11/2018), indeks Dow Jones amblas 2,32%, S&P 500 jatuh 1,95%, dan Nasdaq Composite ambrol 2,78%.

Salah satu penyebab ambruknya Wall Street adalah dolar AS yang kelewat perkasa. Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks dolar AS menguat 0,66% ke level 97,542, dimana ini merupakan titik tertinggi sejak pertengahan 2017 silam.

Dolar AS mendapatkan suntikan tenaga dari perkembangan mengenai Brexit yang tak positif, serta prospek kenaikan suku bunga acuan oleh the Federal Reserve pada bulan Desember.

Dolar AS yang kelewat perkasa akan menyulitkan perusahaan-perusahaan di Negeri Paman Sam yang banyak mengekspor keluar negeri, sehingga profitabilitasnya menjadi dikhawatirkan.

Pergerakan saham Apple bisa menentukan nasib Wall Street pada saat penutupan perdagangan hari ini. Kemarin, saham Apple yang anjlok 5,04% membuat saham-saham sektor teknologi lainnya ikut dilepas investor.

Lumentum Holdings, perusahaan pemasok teknologi Face ID untuk iPhone, memotong proyeksi pendapatan hingga 50% untuk tahun 2018 menjadi sekitar US$ 50 miliar. Penyebabnya adalah kinerja buruk dari satu 'pelanggan raksasa', yang kemungkinan besar adalah Apple.

Pelaku pasar memperkirakan penjualan iPhone teranyar seri X kurang meyakinkan. Konsumen dinilai sudah jengah dengan iPhone yang selalu dibanderol jauh lebih mahal setiap kali rilis model terbaru. Akibatnya, konsumen di negara-negara besar seperti India, China, dan Indonesia banyak beralih ke pabrikan lain yang lebih ramah di kantong.

Hingga berita ini diturunkan, harga saham Apple melemah tipis 0,04% pada extended hours trading. Jika saham Apple kembali anjlok, akan sulit bagi Wall Street untuk bertahan di zona hijau.

Pada pukul 22:00 WIB, anggota FOMC Lael Brainard dijadwalkan memberikan pidato berjudul "Artificial Intelligence and the New Financial Landscape" di konferensi teknologi finansial (financial technology) yang diadakan oleh Federal Reserve Bank of Philadelphia.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa AS Anjlok, Menanti Rilis Laba Perusahaan Raksasa Tech

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular