Penguatan Dolar AS dan CDS Berpotensi Tekan Harga Obligasi

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
13 November 2018 08:28
Investor yang ingin menempatkan dananya pada Sukuk Negara dapat mengikuti lelang penjualan Sukuk Negara yang diadakan oleh pemerintah pada hari ini.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi diprediksi terkoreksi lagi karena tekanan sentimen negatif dari menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan credit default swap (CDS) obligasi global pemeri tah Indonesia di tengah koreksi pasar investasi global.

I Made Adi Saputra, Head of Fixed Income Research PT MNC Sekuritas, dalam risetnya pagi ini (13/11/18) menyarankan kepada investor untuk mencermati arah pergerakan nilai tukar rupiah yang akan menentukan arah pergerakan harga SBN di pasar sekunder di tengah kondisi pasar surat berharga negara (SBN) yang kembali bergejolak di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.

"Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading jangka pendek dengan pilihan pada SBN dengan tenor pendek dan menengah seperti : SR008, SR009, FR0053, FR0061, FR0035, FR0043, FR0063, FR0070 dan FR0077," ujarnya.

Dia menyarankan investor yang ingin menempatkan dananya pada Sukuk Negara dapat mengikuti lelang penjualan Sukuk Negara yang diadakan oleh pemerintah pada hari ini.

Dari faktor internal, dia mencatat hingga akhir pekan nanti pelaku pasar akan menantikan beberapa agenda ekonomi, yaitu pelaksanaan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 14 - 15 November 2018 yang diikuti oleh disampaikannya data neraca perdagangan periode Oktober 2018 pada tanggal 15 November 2018 dan terakhir pada tanggal 16 November 2018 akan disampaikan data Statistik Utang Luar Negeri (ULN) periode September 2018.

Associate Director PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus dalam risetnya juga memprediksi pasar efek utang pemerintah akan dibuka melemah dan akan terkoreksi sepanjang hari.

Namun, lanjutnya, pergerakan pasar hari ini dapat mengubah tren jangka pendek.

"Apabila penurunan pasar obligasi kali ini tidak lebih rendah dibandingkan [hari] sebelumnya, maka ada potensi kenaikannya yang akan lebih tinggi daripada sebelumnya, sehingga secara jangka pendek, pasar obligasi berpotensi akan mengalami kenaikkan hingga akhir tahun."

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular