Setelah 'Diangkat', Rupiah Hari Ini 'Dibanting'

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 November 2018 12:20
Setelah 'Diangkat', Rupiah Hari Ini 'Dibanting'
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah semakin dalam. Penguatan rupiah yang 'ugal-ugalan' dalam beberapa hari terakhir membuat investor bernafsu merealisasikan keuntungan.

Pada Jumat (9/11/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 14.660. Rupiah melemah lumayan dalam yaitu 0,86%. 

Membuka hari, rupiah sudah melemah 0,45%. Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah semakin menjadi. 


Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga tengah tengah hari ini: 

 

Tidak hanya terhadap rupiah, dolar AS memang sedang berjaya di Asia. Kecuali yen Jepang, mata uang Benua Kuning tidak ada yang selamat dari amukan greenback. 

Namun dengan depresiasi 0,86%, rupiah masih berada di dasar klasemen mata uang Asia. Tidak ada mata uang lain yang melemah sedalam rupiah. 


Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap rupiah pada pukul 12:05 WIB: 

 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar AS memang sedang sulit dihadang. Pada pukul 12:06 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,06%. 

Dolar AS perkasa di Asia setelah mendapat suntikan tenaga dari hasil rapat The Federal Reserve/The Fed. Jerome 'Jay' Powell dan kolega memang mempertahankan suku bunga acuan di 2-2,25%. Bahkan The Fed menyebut ada risiko perlambatan investasi di Negeri Paman Sam. 

Namun risiko tersebut tidak menyurutkan niat bank sentral AS untuk tetap dalam mode pengetatan kebijakan moneter. Dalam pernyataan tertulisnya, The Fed menyebut siklus kenaikan suku bunga acuan secara gradual masih akan ditempuh. 

"Komite menilai bahwa kenaikan suku bunga acuan secara bertahap adalah kebijakan yang konsisten dengan ekspansi ekonomi yang berkelanjutan, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi di kisaran 2% dalam jangka menengah. Risiko dalam perekonomian masih seimbang," tulis pernyataan The Fed. 

Pelaku pasar pun mendapatkan petunjuk yang lebih jelas mengenai potensi kenaikan suku bunga acuan pada rapat Desember. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada rapat 19 Desember adalah 75,8%. Naik dibandingkan posisi kemarin yaitu 74,6% dan seminggu yang lalu sebesar 68,8%. 

Kenaikan suku bunga acuan akan ikut menaikkan imbalan investasi di AS, khususnya di instrumen berpendapatan tetap. Akibatnya, permintaan terhadap dolar AS akan meningkat dan nilainya semakin kuat. 

Sementara di dalam negeri, investor mulai melakukan profit taking setelah rupiah menguat tajam. Dalam sepekan terakhir, rupiah menguat sampai 4,8% di hadapan dolar AS. 

Sekarang dolar AS sudah murah, dan sangat menarik untuk diborong. Jadi setelah rupiah 'diangkat' seminggu ini, sekarang rupiah sedang 'dibanting'.

Selain ambil untung, memang ada alasan kuat untuk melepas rupiah hari ini. Petang nanti, setelah pasar tutup, Bank Indonesia (BI) akan merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal III-2018. Pasar sudah terlanjur berekspektasi ada pelemahan yang lebih dalam ketimbang kuartal II-2018, terutama di pos transaksi berjalan (current account). 

Pada kuartal II-2018, transaksi berjalan mencatat defisit 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Kemungkinan defisit pada kuartal III-2018 akan lebih dalam, karena neraca perdagangan mengalami tekor yang lebih parah.  

Sepanjang kuartal III-2018, neraca perdagangan defisit US$ 2,72 miliar. Lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu US$ 1,37 miliar. 

Transaksi berjalan adalah neraca yang menggambarkan arus devisa dari perdagangan barang dan jasa. Devisa dari sisi ini dianggap lebih mumpuni, lebih mampu menopang nilai tukar dalam jangka panjang karena tidak mudah keluar-masuk seperti portofolio di sektor keuangan.  

Saat defisit transaksi berjalan melebar cukup parah, rupiah tentunya akan kehilangan pijakan untuk bisa menguat. Ini menjadi alasan kuat bagi investor untuk melepas aset-aset berbasis rupiah sehingga depresiasi menjadi sulit terhindarkan.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular